Shell menjajaki penjualan sahamnya di dua proyek pengembangan minyak dan gas Teluk Meksiko AS, yang dapat menghasilkan US$ 1,5 miliar atau Rp 22,5 triliun (kurs Rp 15.000) untuk Shell.
Pelepasan aset yang dianggap tua memungkinkan Shell fokus di bidang yang baru dan lebih besar. Salah satunya proyek paus raksasa di teluk yang diproyeksikan mulai berproduksi pada 2024.
Dikutip dari Reuters, Jumat (22/7/2022), Pemegang saham dan regulator telah menekan Shell mengurangi operasi minyak dan gasnya, dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shell mulai menarik minat pembeli untuk hub Auger dan 37,5% sahamnya di bidang Conger, yang dioperasikan oleh Hess Corp (HES.N). Shell juga menyewa bank investasi untuk menjalankan proses lelang yang dimulai dalam beberapa pekan.
Baca juga: Daftar Harga BBM Terbaru, Shell Paling Mahal |
Perusahaan yang berbasis di London ini menargetkan pendapatan US$ 1,5 miliar dari penjualan ladang minyaknya. Ladang tersebut dapat menghasilkan 50 ribu barel per hari.
Namun tidak ada jaminan Shell akan mengamankan deal tersebut dan belum ada komentar resmi dari perusahaan. Tahun ini, Shell mencoba melepaskan sahamnya di dua kelompok ladang gas di pesisir selatan British North Sea pada Februari lalu.
Bulan lalu, Shell menangguhkan rencananya untuk menjual asetnya di Nigeria demi mematuhi putusan Mahkamah Agung Nigeria yang meminta Shell menunggu hasil banding atas tumpahan minyak pada tahun 2019
Dengan harga minyak mentah dan gas alam yang sedang tinggi, latar belakang untuk mengeksplorasi potensi penjualan dianggap menguntungkan. Namun, volatilitas harga telah mempersulit pembeli dan penjual untuk mencapai kesepakatan.
(das/das)