Arab Saudi cs Mau Rapat Dadakan, Harga Minyak Bisa Makin Murah?

Arab Saudi cs Mau Rapat Dadakan, Harga Minyak Bisa Makin Murah?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 02 Agu 2022 11:32 WIB
Harga Minyak Dunia Anjlok
Ilustrasi/Foto: Reuters
Jakarta -

Produsen minyak terbesar dunia akan mengadakan pertemuan penting untuk membahas suplai minyak yang akan diguyur ke pasar mulai September. Pertemuan ini akan dilakukan pada Rabu, beberapa minggu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Arab Saudi.

Perjalanan Biden dilakukan sebagai upaya meyakinkan negara produsen minyak terbesar OPEC itu untuk menghasilkan lebih banyak barel. Pasalnya, harga minyak mentah secara konsisten diperdagangkan lebih dari US$ 100 per barel sejak Februari yang berdampak pada kenaikan biaya hidup di banyak negara.

Sebelumnya, pada pertemuan terakhir, OPEC+ memutuskan untuk sedikit meningkatkan produksinya pada Agustus. Namun secara bersamaan, pasokan minyak juga turun karena sanksi barat terhadap Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, sebelum invasi ke Ukraina, Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia, di bawah AS dan Arab Saudi. Negara ini menyumbang 8-10% dari pasokan minyak global. Lynchpin, Arab Saudi, bersama dengan tetangganya, Uni Emirat Arab, adalah dua pemain utama dengan beberapa kapasitas cadangan minyak.

Namun, target produksi Saudi untuk Agustus adalah 11 juta barel minyak per hari, yang menurut para ahli energi sudah pada tingkat yang sangat tinggi, menyisakan sedikit ruang gerak untuk peningkatan lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"Kekhawatiran untuk Arab Saudi dan OPEC+ adalah bahwa ada begitu banyak hal yang tidak diketahui. Tidak ada yang tahu di mana pasar minyak akan berada enam bulan dari sekarang, atau tahun depan" kata Senior di Middle East Institute di Washington DC, Karen Young dilansir BBC, Selasa (02/08/2022).

Dengan demikian dia menambahkan, ini berarti Saudi dan Uni Emirat Arab ingin menggunakan persediaan cadangan mereka dengan bijaksana.

"Mereka tidak ingin berada dalam situasi di mana mereka memanfaatkan kapasitas cadangan mereka yang terbatas untuk meningkatkan produksi, dan kemudian tiba-tiba, jika permintaan melonjak atau turun di masa depan mereka tidak memiliki ruang untuk melakukan penyesuaian," katanya.

Proyeksi harga minyak di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Wilayah Wajib Daftar untuk Beli Pertalite Diperluas, Buruan Daftar!

[Gambas:Video 20detik]



Proyeksi Harga Minyak

OPEC memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan meningkat pada 2023 meskipun lebih lambat dibandingkan tahun ini. Salah satunya alasannya berasal dari kemajuan China dalam menangani virus Corona di negara itu.

Sementara itu, Badan Energi Internasional AS (International Energy Agency/IEA) memperkirakan permintaan minyak terus meningkat kuat, meskipun ada kekhawatiran atas inflasi di beberapa negara dan melemahnya pertumbuhan ekonomi.

Hal ini menandakan, produsen minyak harus memompa minyak dengan kecepatan tercepat dalam lima tahun terakhir untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan, di mana tingkat pesanan tinggi, mengingat kendala kapasitas dan kurangnya investasi di hilir dan penyulingan.

"Ada banyak volatilitas di pasar tetapi tidak banyak orang yang memperkirakan penurunan berkelanjutan di bawah US$ 100 per barel," kata senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington Ben Cahill.

Di sisi lain, harga BBM di AS telah menyentuh level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. AS telah melepaskan sekitar satu juta barel per hari dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) sejak April, sebagai bagian dari rencananya untuk menambah 180 juta barel ke pasar selama periode enam bulan hingga bulan Oktober.

Meskipun demikian, Cahill memperingatkan apabila pasokan dihentikan akan menjadi lebih sulit, dan berpotensi memberikan tekanan yang lebih besar pada harga.

"Kami masih belum melihat tanda-tanda investasi besar untuk meningkatkan produksi. Jadi, jika permintaan naik, kami tidak akan memiliki pasokan yang cukup untuk menyeimbangkan pasar" tambahnya.


Hide Ads