3 Sikap Buruh Tolak Rencana Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi

3 Sikap Buruh Tolak Rencana Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 23 Agu 2022 21:15 WIB
Infografis 11 daerah wajib daftar MyPertamina buat beli Pertalite & Solar
Foto: Infografis detikcom/Fuad Hasim
Jakarta -

Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) menuai pro dan kontra. Kali ini datang dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak keras rencana tersebut.

Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan jika KSPI juga menolak rencana kenaikan bahan bakar lainnya.

Berikut fakta-faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khawatir Bisa Timbulkan PHK

Menurut Iqbal jika harga BBM dinaikkan maka akan membuat inflasi melonjak tajam. Nah kondisi ini bisa berpotensi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada perusahaan-perusahaan.

"Daya beli masyarakat terpukul, apalagi buat buruh pabrik yang upahnya tidak naik selama 3 tahun berturut-turut," kata dia.

ADVERTISEMENT

Proyeksi Masyarakat Makin Sengsara

Dia menyebutkan, daya beli buruh saat ini sudah turun hingga 30%. Jika BBM naik maka daya beli bisa merosot hingga 50%.

"Daya beli turun akan terjadi PHK di mana-mana. Karena perusahaan juga terbebani dengan inflasi, harga energi di industri. Sudah upah tidak naik, akan ada PHK," jelasnya.

Selanjutnya menurut dia, rencana kenaikan harga BBM jenis Pertalite ke kisaran Rp 10 ribuan ini akan membuat masyarakat makin sengsara. "Rakyat kecil akan terpukul dengan kenaikan ini," imbuhnya.

Bakal Ada Demo Besar-besaran

Iqbal mengungkapkan jika buruh menolak keras rencana kenaikkan harga BBM ini.

"Kalau harga BBM naik akan ada mogok buruh. Sudah upah (buruh) tidak naik-naik. Pemerintah ini mengabaikan hak rakyat kecil,' kata dia.

Dia mengungkapkan, aksi mogok massal ini akan melibatkan 5 juta orang yang akan diorganisir oleh partai dan serikat buruh.

Iqbal menyebutkan, akan ada aksi unjuk rasa pada awal September 2022 ini. Menurut dia, kenaikkan harga BBM ini akan berdampak besar untuk masyarakat golongan bawah.

Terutama untuk para buruh pabrik. "Kalau harga BBM naik dalam waktu dekat ini jadi masalah. Kalau DPR senyum-senyum saja, gajinya naik terus. Buruh naik 1%, di mana akal sehatnya," tambah dia.

(kil/dna)

Hide Ads