Lebih lanjut, baru kemarin, Jokowi kembali buka suara soal rencana kenaikan harga BBM. Jokowi mengatakan, kenaikan harga BBM menyangkut hajat orang banyak sehingga harus diputuskan hati-hati.
Jokowi menambahkan, pemerintah sedang melakukan perhitungan. Menurutnya jangan sampai kenaikan BBM menurunkan daya beli masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati," katanya di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2022).
Jokowi juga menyebut sedang memperhitungkan dampak kenaikan BBM terhadap inflasi. Dia meminta pihak terkait untuk menghitung secara seksama sebelum mengeluarkan keputusan.
"Menaikkan inflasi yang tinggi, kemudian menurunkan pertumbuhan ekonomi, semuanya suruh saya ngitung sebelum diputuskan," ungkap Jokowi.
3 Rambu Kenaikan Harga BBM
Di lain pihak, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan harga BBM akan memperhatikan beberapa faktor. Setidaknya ada 3 hal yang jadi pertimbangan untuk menaikkan harga BBM.
Faktor pertama yang diperhatikan dalam menentukan nasib harga BBM adalah daya beli masyarakat. Kalau pun harus ada kenaikan harga, pemerintah mencari cara supaya masyarakat 40% terbawah bisa ditolong agar tak terlalu berat.
"Kalau kita lihat masyarakat menengah atas yang konsumsinya kemarin naik tinggi banget, dibandingkan kelompok yang 40% terbawah itu beda karena kan masyarakat nggak 1 daya beli. Itu yang harus dilihat," jelas Sri Mulyani kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Pertimbangan kedua adalah memperhatikan kapasitas APBN. Besaran subsidi energi dan kompensasi yang sebesar Rp 502,4 triliun sudah naik 3x lipat dari alokasi sebelumnya yang hanya Rp 152,5 triliun.
"Memang penerimaan negara kita lagi bagus makanya seluruh penerimaan kita bisa dipakai untuk subsidi sekarang, itu lah kenapa subsidinya naik Rp 502 triliun dan itu pun tidak cukup, pasti nanti kalau tidak bisa membayar meluncur ke 2023," ujar Sri Mulyani.
Pertimbangan ketiga adalah pemulihan ekonomi termasuk dampaknya ke tingkat kemiskinan hingga inflasi. "Ini yang harus bisa kemudian dihitung secara tepat waktu, tepat jumlah, mekanismenya juga pas. Nah itu yang sedang dihitung," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan saat ini pemerintah sedang membahas nasib BBM antara 3 pilihan yakni apakah harganya tidak naik dengan risiko subsidi energi harus ditambah lagi, atau volumenya dikendalikan, atau harga dinaikkan. Masing-masing dampak dari kebijakan tersebut masih dibahas.
Simak Video "Video: Bengkulu Alami Kelangkaan BBM, Gibran Minta Maaf ke Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/das)