Kebijakan BBM Satu Harga memberi senyuman dan harapan bagi warga di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Mereka yang tinggal di sana, tidak perlu lagi merogoh kocek lebih dalam hanya untuk mendapatkan BBM.
Upaya PT Pertamina untuk menghadirkan BBM Satu Harga sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Langkah ini merupakan cara Pertamina agar BBM bisa diakses hingga pelosok negeri. Sehingga beragam kebutuhan masyarakat lainnya mampu terpenuhi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, BBM Satu Harga merupakan implementasi tiga dari lima prinsip kerja Pertamina. Sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk mengakses energi dengan mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BBM Satu Harga merupakan implementasi tiga dari lima prinsip kerja Pertamina, yakni availability (ketersediaan) accessibility (kemudahan akses), dan affordability (keterjangkauan)," kata Nicke beberapa waktu lalu.
Realisasi BBM Satu Harga telah tersedia 328 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Detailnya, 53 titik di Sumatera, 71 titik di Kalimantan, 32 titik di Sulawesi, 63 titik di Papua, 48 titik di Maluku, 56 di Nusa Tenggara, dan 5 di Jawa-Bali.
Pertamina menjelaskan progress penyediaan realisasi BBM Satu Harga dari tahun 2017 hingga saat ini terus mengalami pertumbuhan. Pertamina mencatat BBM Satu Harga telah hadir 160 titik pada tahun 2017-2019, 83 titik di 2020, 78 titik di 2021, dan 7 titik di 2022.
Khusus untuk 2022, pihaknya memastikan akan terus menggenjot kehadiran BBM Satu Harga di sejumlah daerah 3T. Sebab di tahun 2022, Pertamina menargetkan terdapat 92 lokasi baru BBM Satu Harga.
"Kami akan terus memastikan distribusi dan ketersediaan pasokan bahan bakar ke SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) BBM Satu Harga berjalan dengan lancar, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses BBM dengan harga yang terjangkau, serta turut mendorong perekonomian di daerah 3T," jelas Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution.
Alfian mengatakan, proses pendistribusian BBM Satu Harga menghadirkan tantangan tersendiri. Pasalnya, pihaknya kerap melewati sejumlah medan yang sulit untuk ditembus.
"Pendistribusian BBM Satu Harga dilakukan antar pulau ke seluruh Indonesia. Untuk sampai ke titik 3T, tak jarang pula melewati medan yang cukup sulit seperti pegunungan hingga melalui sungai. Sehingga dalam prosesnya dapat melalui beberapa kali pergantian moda transportasi seperti melalui mobil tangki di darat, kapal dan melalui pesawat udara. Ditambah tim perlu berjuang menerjang kondisi cuaca dan curah hujan yang tinggi. Walaupun dengan adanya tantangan tersebut, kami terus berkomitmen untuk melaksanakan amanah ini," jelasnya.
Manfaat program BBM Satu Harga telah banyak dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah 3T. Seorang nelayan asal Mentawai Sumatera Barat Richi mengatakan, kehadiran BBM Satu Harga membantu dirinya dalam bekerja.
"Kalau dulu minyaknya mahal, saya pun jarang ke laut. Kalau sekarang minyaknya sudah murah, jadi seringlah saya ke laut. Kalau minyaknya sederhana (murah), nelayan pasti dapat hasil, bisnis lancar, jadi memadailah dapat penghasilannya," kata Richi.
Hal senada pun diungkapkan oleh warga Desa Raekore Sabu Raijua NTT Octavianus Alexander Rajariwu. Pria yang berprofesi sebagai petani ini mengatakan, kehadiran BBM Satu Harga memberikan dampak positif terhadap usahanya.
"Kalau untuk usaha bawang, dulu paling banyak dapat 500 - 400 kilo. Sekarang bisa sampai 2 sampai 4 ton dengan adanya BBM Satu Harga," tutup Octavianus.
(ega/hns)