Harga Asli BBM Diungkap Sri Mulyani: Pertalite Rp 14.450 & Solar Rp 13.950

Harga Asli BBM Diungkap Sri Mulyani: Pertalite Rp 14.450 & Solar Rp 13.950

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2022 10:07 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi anggota dewan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) tahun 2022, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/05/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap harga keekonomian atau harga asli solar yakni telah mencapai Rp 13.950/liter dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) US$ 100 per barel dan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) Rp 14.450. Dengan harga jual saat ini Rp 5.150/liter, maka pemerintah memberikan subsidi Rp 8.300/liter.

"Harga solar (subsidi) tetap Rp 5.150/liter padahal kalau harganya menggunakan ICP US$ 100 dengan nilai tukar Rp 14.450 harga keekonomian solar harusnya di Rp 13.950. Jadi bedanya antara harga sebenarnya di luar harga berlaku di kita itu Rp 8.300 per liter," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8/2022) kemarin.

Begitu juga dengan Pertalite. Sri Mulyani mengatakan harga keekonomiannya telah mencapai Rp 14.450/liter. Sementara, harga Pertalite di SPBU Rp 7.650/liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbedaan Rp 6.800 itu yg harus kita bayar ke Pertamina. Itulah yang disebut subsidi dan kompensasi," jelasnya.

Subsidi untuk LPG lebih besar lagi. Sri Mulyani menjelaskan saat ini harga LPG 3 kg dilepas ke pasaran Rp 4.250 per kg. Jika mengikuti harga keekonomian seharusnya harga per kg sebesar Rp 18.500.

ADVERTISEMENT

"Jadi subsidinya jauh lebih besar 14.000. Karena beda besar ini waktu kami menyampaikan ke DPR waktu itu. Subsidi itu hanya di anggarkan Rp 158 triliun jelas nggak cukup," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menegaskan tidak mencabut subsidi energi Rp 502 triliun. Hanya saja, saat ini ICP dari Januari ke Juli ini tengah naik menjadi US$ 105 per barel.

"Ini tadi Rp 502 triliun. Kalau ngomong ya 'jangan dicabut subsidinya', wong duitnya Rp 502 triliun nggak dicabut pak. Tapi karena harga memang naiknya lebih tinggi. Kami waktu menyampaikan ke DPR untuk menambah anggaran subsidi, kita menggunakan asumsi US$ 100 per barel," katanya.

"Nah Januari sampai dengan Juli ini harga rata-rata dari ICP kita minyak Indonesia itu di US$ 105. Ada beda US$ 5. Jadi yang kita mintakan berdasarkan US$ 100, berarti harganya US$ 105," imbuhnya.

Simak Video: Sri Mulyani Sebut September Stok Pertalite Bisa Habis

[Gambas:Video 20detik]



(acd/ara)

Hide Ads