Menyusuri Kayan, Sungai yang Bisa 'Menghasilkan' Listrik Ribuan Megawatt

Menyusuri Kayan, Sungai yang Bisa 'Menghasilkan' Listrik Ribuan Megawatt

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 29 Agu 2022 10:40 WIB
PLTA Kayan
Foto: Sylke Febrina Laucereno-detikcom

Nah bahan peledak ini nantinya akan digunakan untuk menghancurkan batuan-batuan yang ada di lokasi proyek. Project Manager KHE Sapta Nugraha mengungkapkan peledakan ini tidak akan memberikan efek ke wilayah sekitar.

Pasalnya ada teknik dan metode khusus untuk proses tersebut. "Jadi tetap aman, tidak seperti peledakan yang lain," kata dia di Tugu Lima, Sungai Kayan akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan nantinya ketika bendungan sudah dibangun, PT KHE berupaya untuk membuat aliran air tetap normal. Sehingga tak ada masalah dengan debit air yang mengalir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kami juga menyusuri titik yang akan dibangun bendungan pertama. Saat ini kondisinya masih belum ada pembangunan sama sekali, air masih mengalir seperti biasa dan pohon-pohon masih berdiri tegak.

Direktur Utama PT KHE Andrew Suryali menjelaskan untuk pembangunan PLTA ini ada beberapa pihak yang menyebut jika listrik tenaga air lebih mudah dibanding lainnya.

ADVERTISEMENT

"Listrik tenaga air murah kan airnya gratis. Padahal nggak seperti itu kan air, tanah milik negara. Harus ada perizinan yang harus diajukan," jelas dia.

Dia menyebut saat ini pengurusan izin bisa memakan waktu 10 tahun untuk mengantongi 40 perizinan. Sempat terkendala saat ada pemekaran dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Utara. Jadi perizinan yang sudah masuk ke Pemerintah Provinsi Kaltim harus diulang ke Pemprov Kaltara.

Direktur Operasional PT KHE Khaerony menjelaskan nilai investasi mencapai lebih dari US$ 17 miliar atau setara dengan Rp 252,49 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.852.

Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi, warga Tanjung Selor maupun masyarakat Kalimantan Utara secara umum, banyak pihak yang memberikan dukungan. "Secara umum dukungan warga sekitar untuk pembangunan bendungan Kayan cukup bagus, juga dari pemerintah daerah dan pusat," jelas dia.

Dalam pengerjaan proyek ini KHE sengaja melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini.

"Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya.

Saat ini, lanjut Rony ada 4 vendor yang terlibat. "Untuk pembangunan jalan maupun pekerjaan lainnya sudah ada empat vendor yang terlibat. Semuanya dari daerah setempat. Dan tenaganya juga dari warga kampung sekitar proyek," katanya.

Menurutnya dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan kelar 2026. "Diupayakan tahun 2025 jika kondisi lancar. Kenapa? Karena pembangunan PLTA ini sangat tergantung cuaca. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi di lapangan," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk Cascade 2-5 juga paralel dikerjakan. Sementara untuk Cascade 2-5 masing-masing butuh waktu 2-3 tahun dari Cascade 1. "Sangat optimis bisa berjalan sesuai target karena untuk Cascade 1 semua izin sudah selesai sementara Cascade 2-5 izin juga sudah lengkap," jelas dia.

Saat ini proses pembangunan masih diutamakan jalan untuk akses pengangkutan alat berat. Selama ini angkutan alat berat masih melalui sungai dan ini tidak stabil karena harus menunggu debit air yang besar. Selain itu medan yang ekstrem juga membuat banyak kendala dalam proses pembangunan.



Simak Video "Inovasi Energi Terbarukan dan Terobosan PLTA dari PT Vale Indonesia Tbk"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads