Erick Thohir Cek Stok Pertalite Usai Naik Harga, Begini Hasilnya

Erick Thohir Cek Stok Pertalite Usai Naik Harga, Begini Hasilnya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 07 Sep 2022 20:36 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati
Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC). Erick mengecek pasokan bahan bakar minyak (BBM) setelah naik harga pada Sabtu (3/9/2022).

Dalam kunjungan tersebut, Erick langsung memantau layar besar yang menyajikan kondisi SPBU Pertamina di berbagai wilayah Indonesia dan meninjau langsung data ketersediaan (stok) BBM di seluruh Indonesia.

"Makanya sekarang saya mengecek langsung untuk memastikan kuota (stok) dalam kondisi aman, serta distribusi aman dan tidak bocor, efisien dan efektif," kata Erick, Rabu (7/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pantauan di PIEDCC, untuk ketersediaan stok BBM jenis Pertalite berada pada level 17 hari, Pertamax pada level 49 hari dan Pertamax Turbo pada level 99 hari. Sedangkan untuk ketersediaan jenis Solar berada pada level 18 hari dan Pertamina Dex pada level 76 hari. Sementara itu, untuk ketersediaan BBM jenis Avtur berada pada level 31 hari.

Erick menegaskan bahwa stok BBM untuk seluruh Indonesia masih dalam kondisi aman.

ADVERTISEMENT

"Di situ juga bisa dilihat hasil produksinya, proses kilangnya seperti apa, kemudian distribusinya baik dari laut maupun dari darat, juga deteksi dini kalau sampai ada pengurangan daripada stoknya," jelasnya.

Menyangkut kenaikan harga BBM saat ini, Erick mengatakan, apabila harga minyak dunia turun, tentu BBM RI juga akan turun. Meski demikian, pemerintah RI tetap akan menanggung biaya untuk BBM jenis Pertalite dan Solar lantaran disubsidi penuh oleh pemerintah.

"Nanti kalau harga minyak dunia turun kita seperti apa? Ya pasti kita turun. Cuma yang mesti diingat, apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," kata Erick.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah net importir minyak karena tidak bisa memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Oleh karena itu, Erick menegaskan, biaya subsidi BBM jenis Pertalite dan Solar tetap harus ditanggung penuh. Lain halnya dengan Pertamax yang kondisinya hanya disubsidi sebagian.

"Jadi Pertamax, Pertalite, Solar yang dijual itu masih ada subsidinya. Nah kalau nanti harga minyak dunia, mungkin sekarang US$ 95 turun ke US$ 75, nanti apa? Pertamax akan harga pasar, jadi bisa aja turun," jelas Erick.

"Tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar? ya nggak bisa, subsidi," tambahnya

Sedangkan kerap kali persepsi masyarakat menyangkut harga minyak ini sedikit keliru. Salah satunya dengan sering membandingkan harga minyak RI dengan negara lain.

"Nah ini kadang-kadang persepsi masyarakat dibanding-bandingkan. Kenapa negara ini lebih murah, masih menghasilkan minyak mayoritas. Kalau kita udah impor, nah itu yang kita coba dorong (pemahaman)," katanya.

(hns/hns)

Hide Ads