Liquefied petroleum gas alias LPG bakal diganti dengan gas dimetil ether (DME). Perlahan-lahan penggunaan LPG akan dikurangi dan diganti dengan DME.
PT Pertamina (Persero) menjadi salah satu pihak yang ditugasi untuk menjalankan proyek gasifikasi batu bara ini. Dirut Pertamina Nicke Widyawati buka-bukaan soal rencana ke depan yang akan dilakukan Pertamina untuk memproduksi DME.
Menurutnya, ada kekhawatiran bila DME diproduksi luas dan digunakan masyarakat maka infrastruktur LPG akan hilang. Tapi, Nicke menegaskan nantinya infrastruktur gas LPG yang ada saat ini kemungkinan masih akan digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kembangkan DME untuk substitusi LPG, maka infrastruktur eksisting akan tetap kita gunakan. Sekarang kami bangun di Sumsel gunakan terminal LPG eksisting. Kita juga akan gunakan pipa eksisting," sebut Nicke dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (8/9/2022).
"SPBE semuanya masih bisa digunakan. Kita akan menjaga ekosistemnya masih ada," lanjutnya.
Dia mengatakan Pertamina akan bekerja sama dengan PT Bukit Asam (PTBA) untuk membangun proyek ini. Rencananya akan ada pembangunan fasilitas pemurnian gasifikasi batu bara menjadi DME dengan jumlah produksi hingga 1,4 juta metrik ton DME.
Di sisi lain, Nicke juga mengatakan berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), LPG memang akan digantikan dengan berbagai sumber energi gas lainnya. Mulai dari jargas, kompor listrik, hingga DME.
"Indonesia akan mandiri secara kebutuhan energi dengan berbagai energy mix yg ada di Indonesia," terang Nicke.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik