Bos Chevron Sebut Tagihan Energi di AS Bisa Bengkak Jelang Musim Dingin

Bos Chevron Sebut Tagihan Energi di AS Bisa Bengkak Jelang Musim Dingin

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 14 Sep 2022 09:06 WIB
Ilustrasi Tarif Listrik
Ilustrasi Tagihan Energi (Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo)
Jakarta -

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan. Meski demikian, salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, Chevron berpendapat jika konsumen di Amerika Serikat (AS) bisa saja terkejut saat melihat biaya tagihan energi di musim dingin.

CEO Chevron Mike Wirth mengatakan, pasti ada risiko bahwa biaya energi akan mengalami kenaikan. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan Poppy Harlow dari CNN.

Wirth memprediksi kenaikan harga energi di AS tidak separah seperti di Eropa. Dikutip dari CNN, Rabu (14/9/2022), dia menyebut jika situasi di Eropa jauh lebih mengerikan. Adapun kondisi ini disebabkan oleh krisis energi yang terjadi setelah Rusia membatasi pasokan gas alamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga sudah sangat tinggi sepanjang sejarah dan berdampak terhadap seluruh dunia. Kami sudah melihat dampak ini dirasakan dalam ekonomi Eropa, dan saya pikir kemungkinan Eropa masuk ke dalam resesi, "kata Wirth.

Tingginya harga gas di AS kemungkinan terjadi saat musim dingin. Di periode itu konsumsi energi untuk sistem penghangat umumnya meningkat.

ADVERTISEMENT

Harga minyak dunia naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini. Itu telah membantu meningkatkan penjualan, pendapatan, dan harga saham perusahaan seperti Chevron.

Saham Chevron naik hampir 40% pada tahun 2022, menjadikannya perusahaan berkinerja terbaik di Dow. Rivalnya Exxon Mobil juga mengalami lonjakan sebesar hampir 60%.

Chevron melaporkan laba bersih sebesar U$S 11,6 miliar pada kuartal kedua. Analis memperkirakan bahwa perusahaan itu akan membukukan laba tahunan sebesar US$ 36,2 miliar.

(dna/dna)

Hide Ads