Curhat Pedagang Makanan Setelah Harga BBM Naik: Nyesek Banget!

Curhat Pedagang Makanan Setelah Harga BBM Naik: Nyesek Banget!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 19 Sep 2022 15:24 WIB
Pedagang Asongan Kena Dampak BBM Mahal
Foto: Pedagang Asongan Kena Dampak BBM Mahal (Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah telah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamax dan Solar pada awal September. Hal ini mendatangkan keresahan bagi para pedagang makanan, khususnya yang berkeliling menggunakan kendaraan bermotor.

Bagaimana tidak, kondisi ini membuat jumlah pembelinya menurun hingga pendapatan harian pun berkurang. Hal ini membuat Memed, pedagang siomay di sekitar Stasiun Tebet dilema.

"Rencana kenaikan ada, tapi nggak tau kapan dan bisa atau nggak," ungkap Memed kepada detikcom, Senin (19/09/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memed merasa, kondisi kenaikan harga ini tidak hanya mempersulit dirinya melainkan para pelanggannya juga. Sehingga, ia tak sampai hati untuk menaikkan harga jualannya.

"Mau naik ya tapi kan nggak enak sama pelanggan. Jadi, ya mungkin yaudah lah biar tanggung aja dulu. Yang penting semuanya lancar dan tetap bisa jualan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, mau tidak mau Memed harus menanggung tambahan beban modal harian untuk tetap berjualan.

Simak video 'Buntut Harga BBM Naik, Survei Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Turun 10%':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sementara itu Salim, pedagang minuman keliling di kawasan Casablanca mengatakan, kondisi ini bisa jadi mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat hingga jumlah pembelinya pun berkurang.

"Biasanya di sini panjang ojol berjejer yang beli. Ojol pada istirahat. Semenjak BBM naik jadi lebih sepi," kata Salim.

Meski demikian, Salim tidak tega menaikkan harga jualannya ini mengingat kondisi para pelanggannya yang juga kesulitan dengan kondisi perekonomian saat ini.

"Sebetulnya BBM naik nyesek banget," ungkap Salim.

"Tapi ya mau bagaimana lagi. Kalau ojol kaya gini kan pendapatannya juga nggak ikut naik, jadi kalau jualan saya dinaikin harganya ya kasian mereka," tambahnya.

Hasan, pedagang minuman keliling, juga menghadapi kondisi yang sama. Ia tidak tega apabila menaikkan harga produk jualannya, sedangkan para pelanggannya ini mayoritasnya adalah driver ojek online (ojol).

"Yang beli kebanyakan kan pelanggan. Kasian, mereka kan juga pendapatannya nggak ikut naik," ungkap Hasan.

Di sisi lain, kondisi sulit juga harus dihadapi Hasan lantaran jumlah pembelinya menurun hingga 20%.

"Mungkin sekarang pada ngirit-ngirit keuangan. Jajan susah, apa-apa naik," ungkap Hasan.

Oleh karena itu, dari yang biasanya bisa peroleh Rp 500 ribu, kini setiap harinya pendapatannya hanya mencapai Rp 300 ribu, itupun belum dikurangi modal.


Hide Ads