Wow! Utang PLN Turun Rp 93 Triliun, Ini Sebabnya

Wow! Utang PLN Turun Rp 93 Triliun, Ini Sebabnya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 21 Sep 2022 17:13 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap, kinerja PT PLN (Persero) mengalami perbaikan. Dia mengatakan, utang PLN mengalami penurunan dari semula Rp 500 triliun menjadi Rp 407 triliun. Itu artinya, utang PLN turun Rp 93 triliun.

Hal itu disampaikan Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI, Rabu (21/9/2022).

"Alhamdulillah berkat dorongan dari kami dan pengawasan menyeluruh dari Komisi VI sekarang utang PLN sendiri yang tadinya Rp 500 triliun ketika kita sama-sama mulai melakukan transformasi sekarang utang PLN sudah turun menjadi Rp 407 triliun," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erick Thohir mengatakan, dalam 3 tahun terakhir pembayaran dan pelunasan utang dilakukan agar siap bertransformasi. Apalagi, PLN menghadapi tantangan dengan adanya green industry.

"Jadi selama hampir 3 tahun terjadi percepatan pembayaran dan pelunasan agar PLN bisa siap bertransformasi menghadapi yang namanya green industry ataupun yang namanya tentunya kehidupan masyarakat di era digital," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pada kesempatan ini, Erick juga menyampaikan bahwa pembentukan holding subholding telah dilakukan. Pembentukan holding subholding ini untuk memisahkan penugasan dan korporasi.

"Untuk pembentukan holding dan subholding yang baru saja terjadi di mana kita coba merapikan mana yang PSO mana yang aksi korporasi," ujarnya.




(acd/zlf)

Hide Ads