Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerjunkan tim untuk menyelidiki penyebab dugaan kebocoran gas di PLTP Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kementerian menyatakan langsung mengambil tindakan pengamanan.
Hal itu disampaikan langsung Menteri ESDM Arifin Tasrif di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).
"Lagi diteliti sama tim yang dikirim ke sana. Memang, ya pokoknya lagi diteliti lah, dan kita kalau ada yang membahayakan langsung ambil langkah pengamanan ya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian kebocoran gas ini bukan yang pertama kali terjadi. Arifin mengatakan pekerjaan di wilayah yang dianggap berbahaya dihentikan.
"Makanya, sementara mereka sekarang yang nomor berapa, saya lupa, daerah situ yang berbahaya mereka menghentikan, sampai ada keyakinan evidence yang baik dan mereka tidak akan membukanya juga," jelasnya.
PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) merupakan pengembang lapangan panas bumi Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Seperti dikutip dari detikSumut, peristiwa yang diduga dari kebocoran gas di PT SMGP telah terjadi beberapa kali. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, sudah ada enam kali kejadian warga dilarikan ke rumah sakit diduga akibat keracunan.
Kejadian terbesar terjadi pada 25 Januari 2021 membuat lima warga yang meninggal dunia. Satu tahun berselang, tepatnya pada 6 Maret 2022 sebanyak 57 warga dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup gas yang diduga gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang bocor.
Kemudian, pada Minggu (24/4/2022) kejadian serupa terulang kembali. Setidaknya ada 21 orang yang dilarikan ke rumah sakit pada saat itu. Lalu, Jumat (16/9), warga sekitar kembali harus dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup gas yang diduga hasil dari aktivitas PT SMGP.
(acd/ara)