PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. Bahkan tambang emas Grasberg yang dikelola PTFI merupakan yang terbesar kedua di dunia.
Namun Chairman of the Board and Chief Executive Officer Freeport-McMoran Richard C Adkerson mengatakan, tambang emas milik PTFI dulunya sempat diragukan. Bahkan saat pertama kali ditemukan, disebutkan jika tambang emas di Papua ini tidak bisa dikembangkan.
"Saat (tambangan emas) pertama kali ditemukan tahun 1936 oleh geologis asal Belanda yang melakukan ekspedisi ke Puncak Jaya, mereka bilang apa? Mereka bilang tambang ini harusnya ada di bulan karena nggak ada yang bisa mengembangkan," katanya, dikutip dari laman YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, orang Belanda yang dimaksud Adkerson adalah Jean Jacques Dozy, AH Colijn dan Franz Wissel. Saat itu mereka bersaing dengan pihak Jepang untuk mendaki Puncak Carstensz di Papua Barat.
Dozy bekerja di NNGPM sebagai kepala ahli geologi minyak dan bumi. Sementara, Colijn adalah manajer anak perusahaan Royal Dutch Shell. Lalu, Wissel merupakan pilot angkatan laut Belanda.
Ketiganya mencapai puncak pada 5 Desember 1936. Di ketinggian 4.000 meter, ketiganya yakni Dozi, Colijn dan Wissel mencapai padang rumput sesuai dengan yang mereka lihat saat survei melalui udara.
"Di situlah Dozy menemukan singkapan pegunungan yang dinamai Erstberg," tulis Poulgrain. Kepada Poulgrain, Dozy mengatakan bahwa tidak ada batu lain di Erstberg kecuali bijih.
Adkerson menambahkan, meskipun sempat diragukan Freeport lalu melakukan ekspedisi tahun 1960-an. Beberapa waktu kemudian mereka menjalin kesepakatan kontrak bersama Presiden Soeharto, hingga terus mengembangkan operasional.
"Tahun 1988 saat pertama kali ke sini mereka menggali dan menemukan Grasberg. Hari ini, Grasberg menjadi tambang emas terbesar kedua di dunia," jelasnya.
Adkerson mengatakan, sejak 1992 hingga 2021 Indonesia mendapatkan untung sekitar US$ 23,1 miliar atau Rp 353,43 triliun dari operasional PTFI. Untung ini diperoleh dari pajak, royalti, dividen, biaya dan pembayaran lain.
Untuk investasi hingga 2041 estimasi untung yang diperoleh Indonesia mencapai US$ 80 miliar atau Rp 1,224 triliun. Dengan catatan harga tembaga berada di kisaran US$ 4 per pound dan harga emas US$ 1,800 per ounce.
(zlf/zlf)