Simpan Setengah Cadangan Nikel Dunia, RI Dinilai Bisa Cuan Banyak

Simpan Setengah Cadangan Nikel Dunia, RI Dinilai Bisa Cuan Banyak

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Jumat, 07 Okt 2022 15:54 WIB
Tambang nikel PT Vale di Soroako, Sulawesi Selatan
Tambang nikel/Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta -

Di tengah ancaman resesi global, industri nikel berpotensi menjadi penopang pendapatan negara pada 2023. Hal ini disampaikan Pengamat energi dari Alpha Research Ferdi Hasiman.

Nikel bisa menjadi andalan Indonesia di masa depan. Mengacu data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020, Indonesia memiliki cadangan nikel 72 ton, atau 52% dari total cadangan nikel dunia. Potensi pendapatan dari sektor tambang ini dinilai sangat besar.

"Indonesia ini merupakan penghasil nikel terbesar di dunia, sehingga jelas potensi dari sektor ini sangat besar," kata Ferdi, Jumat (7/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potensi yang besar itu perlu dikelola secara profesional dan transparan. Sehingga Indonesia benar-benar diuntungkan dengan sektor nikel.

Ferdi memberi sejumlah catatan untuk pemerintah untuk mengoptimalkan potensi nikel. Salah satunya penertiban tambang ilegal yang ada di daerah penghasil nikel.

ADVERTISEMENT

Selain itu, regulasi di sektor hilir juga perlu diperjelas, sehingga hilirisasi nikel bisa lebih banyak dikelola oleh Indonesia. Ia juga berharap sistem bagi hasil antara pemerintah pusat dan daerah menjadi lebih jelas.

"Perlu juga diperhatikan tata kelola niaga mengenai harga nikel, dan juga antara pemerintah pusat dan daerah harus diatur sistem bagi hasil yang jelas," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kebijakan larangan ekspor bahan mentah nikel memberi dampak positif pada perekonomian di Maluku Utara. Ekonomi di Maluku Utara tumbuh hingga 27% tahun ini berkat hilirisasi nikel.

"Saya cek berapa pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara 27%dari mana ini saya cek. Bisa angka 27 dari mana, saya awal nggak percaya, setelah saya cek, oh benar dulu ekspornya nikel hanya mentahan, sekarang sudah ada industri smelter di sana," kata Jokowi dalam UOB Economic Outlook 2023.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan Maluku Utara Januari hingga Agustus 2022 sebesar US$ 3.21 miliar. Sementara ekspor golongan besi, baja, dan nikel tercatat tumbuh 10,34% month on month atau yang terbanyak dengan tujuan China.

Lanjut ke halaman berikutnya

Sementara itu Head of External Relation Harita Nickel Stevi Thomas mengatakan, saat ini tengah digenjot produksi nikel yang ada di wilayah Maluku Utara. Harita Nickel komitmen mendukung program hilirisasi nikel dan berupaya memenuhi kebutuhan pasokan nikel di Indonesia.

"Harita Nickel telah berkontribusi untuk mendukung pemerintah dalam percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai," kata Stevi.

PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP), bagian dari Harita Nickel, melalui afiliasinya PT Halmahera menjadi perusahaan pionir di Indonesia dalam memproduksi bahan baku utama baterai kendaraan listrik berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

PT HPL yang mulai beroperasi pada pertengahan 2021 di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara kini memiliki kapasitas produksi mencapai 365 ribu WMT per tahun.


Hide Ads