Isu bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite disebut lebih boros usai harganya naik mengemuka belakangan ini. Kualitas Pertalite juga disebut-sebut turun.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan isu tersebut sebelumnya sudah dibantah oleh Pertamina. Dia juga meyakini Pertamina tidak mungkin menjual produk di bawah standar.
"Jadi sebetulnya sudah diklarifikasi oleh Pertamina sebelumnya. Prinsipnya tidak mungkin Pertamina mengeluarkan produk yang tidak sesuai ketentuan dan juga sudah diatur di Peraturan Dirjen Migas," katanya dalam acara Pengaturan BBM Subsidi untuk Keadilan Masyarakat Sudah Tepatkah? Kamis (13/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Pertalite lebih boros kemungkinan karena harganya sudah naik. Jadi, volume Pertalite yang dibeli lebih sedikit dengan nominal pembelian yang lama.
"Jadi kalau kemarin kita itu mengisi Rp 100 ribu dapatnya banyak, setelah kenaikan (jadi) Rp 100 ribu ini dapatnya lebih sedikit. Nah mungkin karena perbedaan harga itu," katanya.
Ia juga menegaskan kualitas dari BBM Pertalite sudah dicek dan tidak berubah. Pengecekan dilakukan sesuai dengan standar yang ada.
"Kita juga sudah cek ke Pertamina, kualitas di kilang itu dan produk yang dijual di Indonesia itu tetap sama, dan kalau katanya lebih cepat habis itu ngukurnya gimana, kan ada standar pengujiannya," jelasnya.
Di sisi lain isu Pertalite menjadi lebih boros masih berkembang saat ini. Ade, Salah seorang driver ojol yang ditemui detikcom mengaku, alasannya beralih ke Revvo 89 atau BBM yang dijual SPBU VIVO karena Pertalite lebih boros setelah harganya naik.
Dia juga mengatakan, dengan mengisi penuh bisa menghabiskan waktu seharian di jalan untuk melayani penumpang. Hal ini berbeda jika ia mengisi dengan BBM Pertalite.
"Kalau ini lumayan irit. Rp 30 ribu bisa seharian. Kalau Pertalite bisa dua kali isi," ujarnya.
(ara/ara)