PT Pertamina (Persero) getol melakukan upaya mengurangi emisi. Hal ini dilakukan untuk berpartisipasi pada target net zero emission (NZE) di tahun 2060.
Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra menjelaskan pihaknya sudah berhasil mengurangi emisi hingga 7,5 juta ton setara karbon dioksida (CO2).
Hal ini dilakukan oleh Pertamina selama 10 tahun, mulai dari tahun 2010 hingga 2021. Jumlah itu mencapai 29% dari target Nationally Determined Contribution (NDC) di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tercatat selama tahun 2010 hingga tahun 2021, Kami telah mengurangi 7,5 juta ton setara CO2 atau 29% dari baseline NDC hingga 2020," ungkap Atep dalam salah satu diskusi di SOE International Conference, di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (18/10/2022).
Pengurangan emisi itu dilakukan dengan beberapa cara, paling banyak adalah dengan pengurangan emisi non rutin sebanyak 69,7%. Kemudian, 16,2% pengurangan emisi dilakukan dengan penggunaan energi rendah karbon.
Lalu, 13,9% pengurangan lainnya dilakukan dengan efisiensi intensitas penggunaan energi dan penggunaan peralatan dengan efisiensi energi lebih besar. Terakhir, 0,3% pengurangan emisi dilakukan dengan cara transisi bahan bakar dari BBM menjadi gas.
"Pertamina memiliki komitmen untuk menerapkan kerangka keberlanjutan, tata kelola atau ESG yang sejalan dengan bisnis perusahaan untuk mendorong bisnis di masa depan," papar Atep.
Kejar Rating ESG
Pengurangan emisi dilakukan Pertamina untuk menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang memperhatikan nilai-nilai ESG. Rating ESG Pertamina sendiri terus membaik.
Atep memaparkan saat ini rating ESG Pertamina mengalami perbaikan menjadi 25,8 poin dari awalnya mencapai 28,1 poin di 2021. Dia mengklaim di jajaran kategori perubahan minyak dan gas dunia, rating ESG Pertamina berada di peringkat nomor 2.
"Pertamina berkomitmen untuk mengimplementasikan aspek-aspek ESG untuk mendorong peningkatan peringkat risiko ESG secara global. Jadi Pertamina baru menerima ESG re-setting, sudah naik dari 28,1 tahun lalu menjadi sekarang 25,8 tahun ini. Menurut saya ini peningkatannya sangat bagus," sebut Atep.
(hal/ang)