Sri Mulyani Jawab Begini soal Merger Anak Usaha PLN, Pertamina, Geo Dipa

Sri Mulyani Jawab Begini soal Merger Anak Usaha PLN, Pertamina, Geo Dipa

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 29 Okt 2022 19:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menjadi nara sumber dalam #DemiIndonesia. Sri Mulyani bicara tentang keuangan Indonesia.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemerintah berencana menggabungkan atau merger anak usaha BUMN di sektor panas bumi atau geothermal. Tiga perusahaan yang dibidik adalah anak usaha PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Geo Dipa Energi (persero).

Terkait hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir buka suara. Ia menyebut sudah berbicara dengan menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

"Nah Geo Dipa itu di bawah Kemenkeu (Kementerian Keuangan). Sudah ada pembicaraan dengan Bu Menkeu mengenai hal ini, tapi kan perlu konsolidasi," katanya usai acara HUT Kalla Group di Hotel Kempinski, Jumat (28/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dimintai keterangan, Sri Mulyani hanya memberikan komentar singkat.

"Saya nanti akan lihat ya," ujar Sri Mulyani usai acara #DemiIndonesia detikcom di Ciputra Artpreneur Theatre Jakarta, Sabtu (29/10/2022).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Erick menilai konsolidasi bisa membuat BUMN lebih efisien. Apalagi jika asetnya menarik, maka peluang untuk merger semakin terbuka.

Erick mengatakan Indonesia memang mengebut penggunaan energi terbarukan. Apalagi kebutuhan listrik untuk masyarakat, industri dan lainnya semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan pertumbuhan energi yang berkelanjutan demi memenuhi hal tersebut.

Potensi energi terbarukan Indonesia ada di bidang hydropower, angin, matahari, dan geothermal. Untuk hydropower Erick menyebut masih harus menunggu 8 tahun lagi. Oleh karena itu salah satu yang potensial saat ini adalah energi geothermal.

"Hydropower masih 8 tahun lagi, potensi kita salah satunya di geothermal di mana 24 gigawatt potensinya. Dengan Pertamina sekarang mulai fokus ke renewable energi," ungkapnya.

Namun Pertamina disebut masih memperkuat pondasi keuangannya. Pasalnya untuk meningkatkan daya produksi membutuhkan tambahan dana. DEngan konsolidasi, Erick meyakini pengembangan geothermal akan jauh lebih efektif dan efisien.

"Dengan Pertamina geothermal ini lagi memperkuat fondasi keuangannya. Karena kan dari 800 megawatt dia mau tingkatkan ke 1 gigawatt kan perlu funding. perlu dana," jelas Erick.

Erick juga mengingatkan bahwa energi terbarukan berpotensi lebih mahal dari energi fosil. Menurutnya belum tentu masyarakat dan pelaku industri mau membayar ongkos lebih mahal untuk itu.

(hns/hns)

Hide Ads