Harga Minyak Naik, RI Terancam Krisis Alat Ngebor Sumur Migas

Harga Minyak Naik, RI Terancam Krisis Alat Ngebor Sumur Migas

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 15:52 WIB
Unit bisnis PT Pertamina EP, Pertamina EP Asset I Rantau Field terus menggenjot produksi minyak. Yuk kita lihat fasilitas pengeboran yang berada di Aceh tersebut.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani mengungkapkan Indonesia sedang mengalami kekurangan rig alias alat untuk ngebor sumur minyak dan gas.

Fatar Yani mengatakan saat ini sedang terjadi peningkatan jumlah pengeboran secara besar-besaran di Indonesia. Dia menyatakan setidaknya target pengeboran untuk tahun ini bisa mencapai 800-900 sumur.

"Rig ini memang kebetulan kita ini kan mulai meningkatkan jumlah pengeboran. Sekarang di tahun ini mungkin kurang lebih 800 lah, paling tidak 900. Saking banyaknya akhirnya rignya yang nggak ada itu," ujar Fatar Yani di Penang Bistro, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, tren harga minyak dunia yang sedang tinggi-tingginya membuat rig makin langka. Untuk impor rig pun jadi sulit, karena banyak negara pun memperbanyak aktivitas pengeborannya.

"Belum lagi di luar itu ketika harga minyak naik, aktivitas hulu migas naik juga. Demand juga tinggi di luar terutama rig-rig yang di laut. Itu habis kepakai semua, occupied dan itu investasinya besar," ujar Fatar Yani.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Fatar Yani bilang pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengusaha rig di Indonesia. Menurutnya, para pengusaha meminta kepastian pembeli untuk melakukan produksi besar-besaran.

Dia mengatakan setidaknya untuk 5 tahun ke depan upaya pengeboran besar-besaran masih akan dilakukan di Indonesia.

"Kita sudah ngomong sama pengusaha rig, buat mereka yang penting adalah bagaimana outlook 10 tahun ke depan. Berapa jumlah sumur, saya akan invest. Outlook saya kasih minimal 5 tahun lah supaya mereka ada return-nya jadi akan siapkan untuk itu," ungkap Fatar Yani.

Di sisi lain, masalah juga muncul di sisi ketenagakerjaannya. Tidak mudah menurutnya mencari orang yang bisa mengoperasikan rig.

"Tantangan lain kalau ada rig baru, krunya juga harus cari yang berpengalaman. Ini juga tantangan," kata Fatar Yani




(hal/zlf)

Hide Ads