PT Pertamina (Persero) masih melakukan penjajakan untuk melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia. Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) Taufik Adityawarman mengatakan memang sampai sekarang belum ada kepastian soal pembelian minyak Rusia, hanya saja penjajakan terus dilakukan.
Dia menjelaskan banyak hal yang dipertimbangkan Pertamina dalam pengkajian pembelian minyak mentah dari Rusia. Mulai dari risiko politik, risiko keuangan, sampai risiko terhadap keuangan perusahaan.
"Belum ada konfirmasi hal itu. Karena harus ada political risk, economic risk, under risk company. Kita juga kan masih punya global bond untuk Pertamina Group, jadi pertimbangan. Tapi kita intens," ungkap Taufik ditemui di sela International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Bali Nusa Dua Convention Centre, Kamis (24/11/2022).
Taufik juga urung menjelaskan berapa banyak rencana impor yang bakal dilakukan. Cuma, sejauh ini pihaknya juga mesti melakukan trial atau percobaan produksi pada minyak Rusia. Salah satunya untuk mengetahui seberapa ekonomisnya minyak Rusia.
"Kalau minyak tuh kalau impor, rata-rata kita harus trial dulu di kilang. Kalau produknya udah pernah, cocok di kilang, harganya berapa, sehingga ada harga ekonomisnya. Ada 1-2 produk yang sesuai dan tidak sesuai," ungkap Taufik.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati memang pernah menyatakan BUMN yang dipimpinnya itu melihat adanya potensi pembelian minyak dari Rusia. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR pada Maret yang lalu.
Namun belakangan Nicke menegaskan Pertamina tidak jadi membeli minyak Rusia. Mei lalu dia bilang perusahaannya sama sekali belum ada rencana pembelian minyak dari Rusia.
Nicke memastikan bahwa stok BBM di kilang-kilang Pertamina masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Indonesia. Hal itulah yang menjadi alasan Pertamina tidak membeli minyak Rusia.
"Kita tidak beli dari Rusia. Karena ternyata cukup stok kita kalau kita lihat kilang-kilang kita," tutur Nicke di Graha Pertamina, Jakarta, Jumat (6/5/2022) yang lalu.
Di sisi lain, September lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia, seperti India dan China.
Hal ini dilakukan untuk mengimbangi tekanan kenaikan biaya energi di Indonesia. Dia bilang pembelian minyak Rusia menjadi salah satu opsi yang dipantau pemerintah.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi, dikutip melalui CNA, Senin (12/9/2022).
Simak Video "Truk Tangki BBM Tabrak Rumah Warga Sampai Hancur di Palembang"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)