Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, ada negara yang belum ikhlas Indonesia jadi negara maju. Mereka juga tidak setuju dengan program hilirisasi nikel.
Menurut Bahlil, hal tersebutlah yang membuat Indonesia akhirnya diseret ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
"Kita dibawa ke WTO karena memang negara-negara itu belum ikhlas," katanya dalam orasi ilmiah di UPN Veteran Yogyakarta, dikutip dari laman YouTube Kementian Investasi/BKPM, Kamis (15/12/2022).
Bahlil tidak merinci nama negara yang dimaksudnya. Namun, ada Indikasi bahwa negara yang tidak setuju dengan hilirisasi adalah anggota G20, dan juga negara G7.
Ia mengaku harus berdebat selama 4 bulan pada pertemuan tingkat menteri di Bali demi memperjuangkan program hilirisasi. Menurutnya adalah hak Indonesia untuk bergerak dari negara berkembang menjadi negara maju.
"Negara G20, khususnya G7 tidak setuju negara-negara berkembang lakukan hilirisasi. Kami negosiasi 4 bulan bicarakan ini, terakhir di pertemuan tingkat menteri di Bali," jelasnya.
Pemerintah sendiri memastikan akan tetap pada pendiriannya untuk menggenjot hilirisasi nikel dan menyetop ekspor dalam bentuk bahan mentah. Meskipun, Indonesia kalah dalam gugatan yang dilayangkan Uni Eropa ke WTO.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia tidak akan gentar atas kekalahan itu. Pemerintah dipastikan melakukan banding.
"Pemerintah Indonesia tidak akan gentar sedikitpun untuk menghadapi urusan ini. Sampai di lubang jarum pun kita akan hadapi WTO-WTO ini," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12/2022).
Indonesia resmi mengajukan banding atas kekalahan di WTO, yang menyatakan kebijakan larangan ekspor dan hilirisasi nikel melanggar peraturan perdagangan Internasional.
"Indonesia telah memberitahu Badan Penyelesaian Sengketa tentang keputusannya untuk mengajukan banding atas laporan panel dalam kasus yang dibawa oleh Uni Eropa dalam 'Indonesia-Tindakan Terkait Bahan Baku' (DS592)," bunyi situs resmi WTO.
Simak Video "Jokowi: Tahun Ini Saya Pastikan RI Surplus Dagang dengan China"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)