Ternyata Ada SPBU yang Jual BBM Campur Sawit 35% dari Januari

Ternyata Ada SPBU yang Jual BBM Campur Sawit 35% dari Januari

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Rabu, 01 Feb 2023 12:30 WIB
BBM Campur Sawit 35% Sudah Dijual di SPBU Sejak Januari
Ternyata Ada SPBU yang Jual BBM Campur Sawit 35% dari Januari/Foto: Almadinah Putri Brilian/detikcom
Tangerang Selatan -

Penerapan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35) mulai dilakukan hari ini. Salah satu SPBU Pertamina di kawasan Ciputat bahkan telah menerapkannya dari Januari 2023.

"Belum lama sih (penerapannya) tanggal 28-an kemarin. Cuma baru diresmiinnya sekarang," tutur salah satu petugas SPBU kepada detikcom, Rabu (1/2/2023).

Dari pantauan detikcom, cukup banyak mobil yang mengisi BBM di SPBU tersebut. Beberapa mobil pick up, truk, hingga angkot mengantre untuk mengisi BBM subsidi, antara Pertalite dan Biosolar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun BBM subsidi tersebut sudah ditetapkan untuk kendaraan tertentu, namun nyatanya masih ada mobil-mobil mewah yang mengisi bahan bakar subsidi tersebut.

"Iya harusnya untuk subsidi. Cuma kadang, misalnya Pajero nih mau ngambil (isi) solar, kalau kita alihin ke Dex nanti dia marah-marah," katanya.

ADVERTISEMENT

"Paling nanti di Dex kali, soalnya sudah mulai pakai barcode gitu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan Pemerintah akan meningkatkan persentase campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35). Implementasi ini mulai berlaku besok, 1 Februari 2023

"Insyaallah B35 akan dimulai besok hari pada 1 Februari 2023. B35 akan segera masuk di dalam seluruh transportasi nasional kita yang menggunakan bahan bakar biodiesel," kata Musdhalifah dalam acara Energy Corner Spesial Implementasi B35 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).

Musdhalifah menyebut program B35 ini bisa berjalan karena pemerintah memiliki dana yang dikumpulkan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dana itu dihimpun dan dipungut melalui iuran ekspor sawit yang diinisiasi bersama para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pelaku usaha dan petani sawit.

"Kementerian ESDM bisa menjalankan energy mix yang sudah diinisiasi sejak 2005 kalau tidak salah. BPDP selain menghimpun dan memungut iuran ekspor, juga melakukan pengelolaan dana dan menyalurkan dana kembali ke sektor kelapa sawit. Sebagai badan pengelola dana, tugasnya melakukan pengelolaan dana sesuai arahan komite dengan prinsip kehati-hatian," jelasnya.

Target penyaluran B35 sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter (KL) yang disebut akan menghemat devisa sekitar US$ 10,75 miliar atau setara 161 triliun. Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.




(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads