Pertamina Targetkan Pertamax Campur Metanol 20%

Pertamina Targetkan Pertamax Campur Metanol 20%

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 13 Feb 2023 16:18 WIB
Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

BBM Pertamax akan dicampur dengan metanol. PT Pertamina (Persero) menargetkan, campuran metanol mencapai 20%.

Penerapan campuran metanol ke Pertamax ini akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, uji coba terus dilakukan.

Dengan campuran metanol ini, Pertamax akan tetap memiliki RON tinggi dan rendah emisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"20% memang target, tapi tentunya akan kita capai secara bertahap. Masih terus dilakukan uji coba. Kemungkinan akan jalan di pertengahan tahun 2023. Rencananya nanti akan dicampur dengan Pertamax, sehingga posisinya nanti RON-nya tinggi namun rendah emisi," jelas VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso kepada detikcom, Senin (13/2/2023).

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkap, Indonesia masih mengimpor gasoline atau bensin. Untuk memangkas impor ini, salah satu strateginya ialah mencampur bensin dengan metanol. Metanol ini bisa berasal dari batu bara, gas alam hingga tebu.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu kita juga akan memulai program gasoline ini dicampur dengan metanol. Metanol itu bisa dari batu bara, bisa dari gas alam. Dua-duanya kita punya banyak. Tebu dan juga jagung," terang Nicke dalam acara National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023, Minggu (12/2) kemarin.

Nicke mengatakan, campuran metanol ini akan dimulai dengan porsi 20%. Sehingga 20% impor bensin bisa dipangkas.

"Program ini akan kita mulai dengan 20%. Sehingga 20% impor ini bisa kita kurangi," ujarnya.

(acd/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads