Indonesia Battery Corporation (IBC) tengah menjalankan sejumlah proyek untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik dilakukan dari sisi hulu hingga hilir.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho menyebut, pertama, Project Dragon yakni pengembangan end to end baterai kendaraan listrik bersama CBL (Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd). CBL merupakan merupakan cucu usaha CATL yang merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.
Dijelaskannya, penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dilakukan pada 16 Januari 2023 antara Antam dan CBL.
"Ini adalah mulai dari proyek hilirisasi, jadi setelah ditandatangani ini mereka berkomitmen dalam 4 tahun sudah melakukan hilirisasi sampai ke baterai," katanya dalam RDP Panja Komisi VI, Jakarta, Selasa (15/2/2023).
Kedua, Project Titan yakni pengembangan end to end baterai kendaraan listrik bersama LGES.
"Tanggal 7 Februari mereka datang lagi untuk memberikan komitmen mengenai konsorsium member dan ditargetkan mereka juga akan produksi sebenarnya nanti di 2025 atau 2026 untuk yang end to end," terangnya.
Ketiga yakni Project BEES yakni pengembangan pilot project battery energy storage system antara PLN dan MIND ID. "Jadi BESS ini bagaimana kita men-support dari kebutuhan konversi EBT. Jadi kalau kita menggunakan energi terbarukan tentunya akan menggunakan baterai," katanya.
Keempat, Project Volt yang merupakan akuisisi produsen motor listrik Gesits. IBC sendiri saat ini menggenggam mayoritas saham.
"Ini sudah kami memiliki mayoritas saham. Dan salah satu hal yang benar-benar didorong sekarang bahwa Gesits ini menjadi national champion untuk pengembangan roda dua yang elektrik," katanya.
Untuk diketahui, IBC merupakan perusahaan di mana pemegang sahamnya yakni MIND, Antam, Pertamina dan PLN dengan masing-masing porsi sahamnya 25%.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"
(acd/zlf)