Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menyetop ekspor bauksit pada pertengahan 2023. Hal itu dilakukan untuk menggenjot hilirisasi dalam negeri yang nantinya dapat meningkatkan nilai tambah yang lebih besar.
Meski demikian, kebijakan itu dikhawatirkan membuat China melayangkan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sebab, sekitar 90% ekspor bauksit Indonesia dikirim ke China.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono menuturkan bahwa ia enggan berspekulasi apakah kebijakan itu akan membuat China menggugat Indonesia ke WTO atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat aja nanti seperti apa, apakah kebijakan pembatasan untuk beberapa produk mineral lainnya selain nikel itu juga menjadi perhatian dan kepentingan negara-negara mitra kita. Kalau mereka mengajukan concern-nya lewat gugatan atau pertanyaan, ya nanti kita jawab," tutur Djatmiko di Magelang, ditulis Selasa (21/3/2023).
Meskipun pemerintah sudah berkomitmen setop ekspor bauksit pada Juni 2023, Djatmiko mengatakan bahwa Indonesia tetap akan menjelaskan kepada China terkait kebijakan ini.
"Tapi, tentu kembali lagi, kalau manusia kan punya hak asasi untuk menentukan nasibnya sendiri mau bagaimana, ya negara juga kurang lebih sama. Ya kita pasti akan jelaskan nanti kenapa kita melakukan kebijakan ini," terangnya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah ingin ada nilai tambah dari berbagai hasil kekayaan alam Indonesia yang nantinya dapat membuat roda ekonomi ke depannya terus berputar.
"Berikutnya, kita juga akan mengundang berbagai pihak dari negara mitra, pelaku usaha untuk ikut juga ambil bagian dari prosesi tadi. Jadi sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena kita tidak menutup, justru kita mengundang," ungkapnya.
Rencana Jokowi setop ekspor bauksit di halaman berikutnya.
Simak Video "Luhut ke IMF soal Larangan Ekspor Raw Material: Kalian Jangan Macam-macam"
[Gambas:Video 20detik]