Luhut Sebut Hirilisasi Kunci RI Jadi Negara Maju di 2045

Luhut Sebut Hirilisasi Kunci RI Jadi Negara Maju di 2045

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 25 Mar 2023 18:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pengolahan bahan mentah menjadi produk industri (hilirisasi) dan penerapan transformasi ekonomi menjadi salah satu kunci untuk Indonesia menjadi negara maju di 2045. Hal ini diungkapkan dalam Business Forum di Seoul, Jumat kemarin.

Implementasi kebijakan hilirisasi selama ini terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi itu berkaitan dengan meningkatkan nilai ekspor, memberikan kontribusi terhadap PDB, memperbaiki neraca perdagangan, penyerapan tenaga kerja, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan.

"Akibatnya sekarang ada banyak investasi yang tidak hanya fokus di Pulau Jawa dan jumlah ekspor kita pun meningkat," tutur Luhut dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (25/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengatakan masa mendatang, kebijakan hilirisasi akan mencakup pendirian kawasan industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang semakin pesat dan tren ekonomi hijau, mengalokasikan sumber energi rendah emisi (hijau) untuk industri bernilai tambah tinggi.

Selain itu, hilirisasi juga untuk membentuk talent pool yang berkualitas melalui program screening bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi.

ADVERTISEMENT

"Kebijakan investasi dan insentif didorong untuk menciptakan ekosistem industri yang komprehensif dan berdaya saing tinggi juga akan didorong," tegas Luhut.

Luhut menambahkan aspek kelestarian lingkungan pun menjadi faktor lain yang perlu diperhatikan. Investasi di industri daur ulang baterai lithium, transisi ke penggunaan karbon rendah emisi, dan masa depan climate resilient, serta Just Energy Transition Partnership yang ditandatangani saat G20 2022 menjadi komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan Persetujuan Paris.

Hilirisasi juga digenjot oleh pemerintah Indonesia karena permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan tengah tinggi.

Luhut bilang RI punya peluang besar. Cek halaman berikutnya.

Menurut Luhut, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global. Berbagai tantangan yang dihadapi tidak menggoyahkan peran Indonesia di kancah ekonomi dunia.

"Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan kekuatannya, terutama di tengah tantangan global yang terjadi seperti pandemi Covid-19, krisis perang Rusia-Ukraina, hingga pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia," ujar Luhut.

Hilirisasi akan menjadi pegangan bagi Indonesia menjadi negara maju juga karena didorong oleh beberapa faktor, seperti luas wilayahnya yang besar, lokasinya yang strategis, serta dilengkapi dengan sumber daya alam yang melimpah.

"Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi," jelas Luhut.

Mengutip data dari Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) dan Statista, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, timah kedua di dunia, bauksit keenam di dunia, tembaga ketujuh di dunia, serta memiliki 437,4 GW potensi energi baru terbarukan, yang mencakup solar, air, angin, bioenergi, geothermal, dan laut.

Saat ini perekonomian Indonesia telah mampu tumbuh kembali di atas 5% pada tahun 2022 dan PDB per kapita juga meningkat. Di tahun 2020, GDP Indonesia adalah US$ 3,936; sedangkan pada tahun 2022 mencapai US$ 4,784.

Di tahun 2045 nanti, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$ 10,000. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus mampu melakukan setidaknya lima hal, antara lain, memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global, meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi.

Selain itu, memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa; mitigasi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi dan transisi energi; dan transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis industri.


Hide Ads