Arifin menilai peran migas dalam transisi energi Indonesia tetap krusial. Menurut dia permintaan minyak masih tumbuh terutama di sektor transportasi dan pengembangan sektor gas juga penting dalam menjembatani transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Adapun, transisi energi ini akan dilakukan dalam berbagai tahap dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan dan keberlanjutan.
Dalam proses transisi ini, pemerintah akan melaksanakan beberapa program strategis, antara lain memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk industri dengan mengembangkan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, konversi bahan bakar diesel menjadi gas di pembangkit listrik dan mengembangkan fasilitas infrastruktur dan pengembangan jaringan pipa gas untuk rumah tangga (jargas) dan usaha kecil.
Oleh sebab itu, dengan mempertimbangkan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih sangat besar, pemerintah menargetkan produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030 yang ditujukan khusus untuk pemanfaatan dalam negeri.
"Kami memiliki 68 potensi cekungan yang belum dijelajahi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar barel, sedangkan cadangan terbukti gas sekitar 43 TCF," kata dia.
Berdasarkan laporan ReforMiner Institute, pemerintah berkomitmen mencapai target NZE pada 2060 mendatang. Salah satu regulasi yang teridentifikasi merupakan bagian dari kebijakan NZE adalah Keputusan Menteri (Kepmen) KLHK No.168/Menlhk/PTKL/PLA.1/2/2022.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai peta jalan NZE Indonesia sebagaimana tertuang dalam Kepmen KLHK tersebut telah cukup berimbang. Adapun penetapan target waktu dan sektor-sektor mana saja yang digunakan sebagai instrumen dalam mencapai target menggambarkan bahwa pemerintah telah mempertimbangkan aspek. Terutama menyeimbangkan aspek ekonomi dan keberlanjutan pasokan energi di dalam upaya mencapai NZE.
Berdasarkan informasi, sektor energi akan menjadi salah satu instrumen utama dalam mencapai target NZE. Pertamina dan PLN kemungkinan akan menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam upaya mencapai target NZE di sektor energi.
"Dalam mencapai target NZE di sektor energi, Pertamina kemungkinan akan menjadi salah satu pihak yang berperan penting. Berdasarkan informasi yang ada, hingga tahun 2060 Pertamina menargetkan akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 81,4 juta ton CO2e," kata dia dalam laporan tersebut.
Lebih lanjut, Komaidi menyebut dalam mencapai target NZE pada kegiatan hulu migas dalam negeri, Pertamina kemungkinan akan menjadi pihak yang dapat diandalkan. Apalagi perusahaan migas pelat merah ini tercatat berkomitmen melakukan kegiatan operasi produksi migas dengan upaya yang lebih ramah lingkungan.
"Pertamina tercatat sebagai perusahaan migas yang paling aktif dalam upaya penerapan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) di Indonesia sekitar 80% diantaranya dikerjakan oleh Pertamina," kata dia.
(fdl/fdl)