Indonesia Kejar Investasi Migas Rp 45 Triliun

Indonesia Kejar Investasi Migas Rp 45 Triliun

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 17 Mei 2023 19:45 WIB
Pengeboran migas Pertamina Hulu Mahakam
Ilustrasi eksplorasi proyek migas - Foto: dok. Pertamina Hulu Mahakam
Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong investasi di sektor hulu migas dan menargetkan investasi eksplorasi hingga US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah di bidang ketahanan energi dan saat ini potensi hulu migas saat ini masih menjanjikan sebagai sumber penerimaan negara tapi juga modal pembangunan.

Tahun 2050 kebutuhan minyak akan naik 139% dan kebutuhan gas naik 298%. Dia mengungkapkan meskipun secara persentase bauran energi minyak dan gas menurun, namun dari volume mengalami peningkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, peningkatan produksi migas menjadi sebuah kebutuhan dan harus didukung penemuan cadangan migas yang baru agar produksi bisa berkelanjutan. Dia menyebut berdasarkan tren transisi energi maka pertumbuhan penggunaan gas akan lebih tinggi dibandingkan minyak, karena gas relatif bersih dan diterima dalam era energi transisi.

Benny menambahkan untuk target peningkatan produksi migas nasional di tahun 2030 yaitu minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD). Menurutnya, tulang punggungnya tentu adalah eksplorasi karena cadangan yang telah diproduksi harus digantikan dengan penemuan yang baru.

ADVERTISEMENT

"Oleh karenanya investasi eksplorasi menjadi sangat penting," ujar Benny dalam siaran pers, Rabu (17/5/2023).

Untuk meningkatkan investasi eksplorasi, kini RI terus menggenjot daya saing antar negara terkait investasi hulu migas. Dari data Wood Mackenzie, prospectivity dan attractiveness Indonesia saat ini berada tingkat menengah. Posisi Indonesia lebih baik dibandingkan Thailand dan Brunei, namun masih lebih rendah jika dibandingkan Vietnam, Malaysia dan Australia.

Penemuan besar 15 tahun terakhir banyak terjadi di negara-negara yang menawarkan rezim fiskal hulu migas yang sederhana dan menarik investor, antara lain Brazil, Guyana, Suriname, Mozambik.

"Saat ini Pemerintah terus meningkatkan daya saing investasi hulu migas, upaya ini terlihat dengan semakin meningkatnya minat investasi di sektor eksplorasi. Untuk tahun 2023, rencana investasi hulu migas mencapai US$ 1,7 miliar atau meningkat sekitar 112% dan tercatat adalah investasi eksplorasi tertinggi sejak tahun 2015," ujar Benny.

Benny menyampaikan jika tahun 2023 jumlah pengeboran sumur eksplorasi ditargetkan sebanyak 57 sumur. Maka tahun 2024 diperkirakan akan meningkat hingga 97 sumur dan tahun 2025 serta seterusnya ditargetkan bisa di atas 100 sumur.

Bersambung ke halaman berikutnya

Pada kesempatan yang sama Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan bahwa kebutuhan energi migas tidak turun tapi justru meningkat. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional, pada tahun 2050 kebutuhan energi secara nasional mencapai sekitar 1.000 millions of tonnes of oil equivalent (MTOE) dengan persentase 44% berasal dari minyak dan gas, sehingga ada sekitar 440 MTOE yang harus dipenuhi.

Dia menyebut PHE memiliki beberapa strategi yaitu untuk area yang sudah mature (existing asset) akan terus dilakukan eksplorasi dengan konsep eksplorasi yang baru dan teknologi baru.

Kemudian growth, di mana Pertamina aktif di open area karena memiliki peluang mendapatkan big fish, tentunya dengan risiko yang besar dan biaya yang besar. Ketiga adalah melakukan kemitraan (partnership) yang dalam pelaksanannya tidak hanya sharing investasi tetapi juga sharing knowledge untuk menghasilkan hasil terbaik.

Potensi migas di Indonesia masih menjanjikan, saat ini cekungan migas yang sudah disentuh 20% yaitu sudah punya license (Wilayah Kerja) yang sudah dibor lebih kecil lagi presentasenya. Yang belum disentuh ada 80% sehingga secara peluang masih menarik.

Muharram menyampaikan bahwa tahun 2021 success ratio (SR) pengeboran oleh Pertamina sebesar 36%, tahun 2022 SR meningkat menjadi 64,7% dan hingga Mei 2023 berhasil mencapai SR 100%. Temuan sumber daya pun berhasil ditemukan dalam beberapa pengeboran antara lain sumur GQX, Manpatu 1-X, dan WLL-001.

Upaya agresif PHE dalam melakukan aktivitas eksplorasi tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, diantaranya adalah perijinan dan pengadaan lahan, pengadaan, ketersediaan dan kesiapan rig, serta hal-hal yang terkait dengan teknis operasional dan subsurface.

"Hambatan tentu selalu ada dan itu menjadi dinamika yang mesti dihadapi. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, kami melakukan akselerasi perizinan dan pembebasan lahan, farm in dan kontrak bersama, prioritas rig untuk sumur eksplorasi, penambahan data data quality assurance," tutup Muharram.


Hide Ads