Inggris Kucurkan Rp 220 Miliar ke Asia Tenggara Geber Ekonomi Hijau

Inggris Kucurkan Rp 220 Miliar ke Asia Tenggara Geber Ekonomi Hijau

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 22 Mei 2023 15:30 WIB
Energi hijau
Ilustrasi energi hijau - Foto: Dok. Kedubes Inggris
Jakarta -

Lembaga pembiayaan pembangunan Inggris atau British International Investment (BII) mengucurkan US$ 15 juta atau setara dari Rp 220 miliar (asumsi kurs Rp 14.700) untuk Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Pembiayaan ini bertujuan untuk modal investasi pembangunan ekonomi bersih dan berkelanjutan serta transisi energi hijau. Komitmen ini sejalan dengan dukungan pemerintah Inggris pada Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang diluncurkan pada KTT G20 di Bali.

Investasi ini juga diharapkan bisa mendukung Indonesia mencapai net zero emissions pada 2060. Penyaluran dana ini dilakukan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF) yang berlokasi di Swiss.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia, perusahaan ini telah berinvestasi dalam pengembangan proyek listrik tenaga mini-hidro yang memanfaatkan aliran sungai dan proyek tenaga angin melalui usaha patungan antara SAETF dan pengembang regional, Pacific Impact.

BII juga akan merealisasikan untuk investasi dana pembiayaan iklim 500 juta Euro di kawasan Indo-Pasifik. BII juga menggandeng lembaga pembiayaan seperti AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF.

ADVERTISEMENT

Saat ini Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060 mendatang dengan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga fosil. Untuk itu dibutuhkan sekitar US$ 200 miliar investasi di sektor energi tahun 2023.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan di sela agenda KTT G20 di Bali, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bersama sejumlah pemimpin dunia lainnya meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.

"Kemitraan yang dipimpin oleh negara-negara ini tidak hanya akan membantu Indonesia mempercepat transisi energi, meninggalkan bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan, tetapi juga akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan baru yang terampil, pengurangan polusi, dan masa depan yang tangguh dan sejahtera bagi masyarakat Indonesia," kata dia dalam siaran pers, Senin (22/5/2023).

Dia mengungkapkan penawaran BII ini diharapkan bisa mendukung Indonesia dalam mempercepat transisi energi dan meninggalkan batu bara. "Inggris berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji tersebut," ujarnya.

Kepala Kawasan Asia SUSI Partners Wymen Chan mengungkapkan permintaan energi di Asia Tenggara tumbuh pesat sejalan dengan perkembangan ekonomi kawasan. Menurut dia modal pembangunan ini bertujuan agar pertumbuhan terus berkelanjutan dan berdampak baik bagi investor publik dan swasta.

(kil/das)

Hide Ads