Luhut Sindir AS & Negara Maju Lain soal Energi Bersih: Ngomongnya Banyak!

Luhut Sindir AS & Negara Maju Lain soal Energi Bersih: Ngomongnya Banyak!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 24 Jun 2023 16:30 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandajaitan saat menjalani wawancara dengan detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia berkomitmen melakukan transisi energi bersih. Menurutnya sumber energi fosil akan dikurangi secara bertahap.

Luhut menegaskan proses transisi menuju energi bersih memang harus dilakukan secara bertahap. Pasalnya jika langsung sekaligus, menurut Luhut ekonomi Indonesia akan mati.

"Jadi harus dilakukan satu per satu, pekerjaan yang bertahap dan bertingkat dan berlanjut. Tidak mungkin sekaligus berhenti, ya mati kita semua," kata Luhut dalam acara Net-Zero Summit 2023 yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut juga menyindir Amerika Serikat (AS) yang disebutnya masih banyak menggunakan energi fosil. Dilansir detikcom dari US Energy Information Administration, energi fosil menyumbang sekitar 60,02% pasokan listrik AS di 2022.

"Kami lihat di AS berapa banyak coal-fired (PLTU) , berapa persen, masih 40-60%. Jadi orang-orang itu ngomongnya aja banyak," tegas Luhut.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan negara yang saat ini berperan mengurangi sampah laut dunia adalah Indonesia, sebesar 36%. Indonesia juga paling aktif menghijaukan hutan mangrove seluas 600 ribu hektare.

"Mangrove paling banyak replanting di dunia itu Indonesia, 600 ribu hektare. Siapa bisa lawan kita? Yang lain itu ngomong-ngomong aja," ujarnya.

Ketimbang banyak berbicara, Luhut meminta negara-negara maju berinvestasi di Indonesia. "Kalian nggak usah banyak omong, kasih taro sini duitmu," lanjutnya.

Pemerintah juga disebut telah menyiapkan road map untuk mengurangi energi fosil. Saat ini, sumbangsih emisi karbon Indonesia disebut masih sekitar 2,3 juta ton per kapita. Sementara negara maju sudah mencapai 14,7 juta ton.

"Kita memang akan lakukan itu secara bertahap, energi fosil kita kurangi. Itu memang ada road mapnya yang sudah kita siapkan. Tidak bisa juga kamu langsung gini ya berhenti ekonomi kita," pungkasnya.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads