Airlangga Dorong Kerja Sama RI-Australia di Sektor Critical Minerals

Airlangga Dorong Kerja Sama RI-Australia di Sektor Critical Minerals

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikFinance
Selasa, 04 Jul 2023 09:49 WIB
Arilangga Hartarto mendorong kerja sama RI-Australia di sektor mineral.
Foto: dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Selasa (4/7) di Sydney, Australia. Penandatanganan Rencana Aksi dilakukan oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia, Hon Roger Cook MLA.

Melalui kerja sama ini, Airlangga mengatakan kedua negara dapat berkontribusi pada 'global value chains' untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global.

Dalam kerja sama ini, Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah, dan kemudahan akses berbagai bahan baku seperti litium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penandatanganan Rencana Aksi ini merupakan hal yang penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret," papar Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (4/7/2023).

Sementara itu, Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika mengatakan Rencana Aksi ini bertujuan untuk mendetailkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani di Perth pada 21 Februari 2023.

ADVERTISEMENT

"Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu," paparnya.

Selain itu, Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama critical minerals periode 2023-2025. Kolaborasi ini pun didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Di sisi lain, Dubes RI Canberra Siswo Pramono menjelaskan Rencana Aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama ini membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan bagi kedua negara.

"Kemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting (critical minerals), mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai electric vehicle (EV). Australia akan menjadi pemasok Lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV," katanya.

Sebagai informasi, peluncuran Rencana Aksi direncanakan dilakukan September 2023 di Jakarta pada kegiatan Dialog Tingkat Tinggi Tahunan. Pada acara ini, Perth akan menjadi penyelenggara pada pertemuan tahun berikutnya.

Dalam pertemuan tersebut Airlangga turut didampingi Sesmenko Perekonomian Susiwijono dan Deputi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian Edi Pambudi. Penandatanganan Rencana Aksi ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian acara dan kegiatan pertemuan pelaku usaha kedua negara.

Turut hadir pada acara ini, Dubes RI di Canberra, Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Perth, Listiana Operananta, Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC), George Iwan Marantika, serta perwakilan Pemerintah Indonesia dan Australia, dan para pelaku usaha Indonesia yang tergabung dalam KADIN.




(prf/ega)

Hide Ads