Pendanaan Berkelanjutan Dikembangkan buat Tekan Emisi, Apa Itu?

Pendanaan Berkelanjutan Dikembangkan buat Tekan Emisi, Apa Itu?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 29 Jul 2023 14:14 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT PLN (Persero) terus memperkuat aspek Environment, Social, Governance (ESG) sebagai wujud keberlanjutan perusahaan. PLN akan mengembangkan pendanaan yang mengkaitkan ESG dalam kriteria persyaratannya.

"ESG menjadi isu utama di semua level perusahaan, holding, subholding, manajemen atas, menengah maupun dasar. Jadi tidak hanya meng-achieve berapa ratingnya, tapi bagaimana ESG ini bisa melekat ke tiap-tiap fungsi, struktur, masuk ke KPI (Key Performance Indicator) pegawai, unit. Kita buat ESG sebagai sarana capai tujuan perusahaan," kata Vice President ESG & Safeguard PLN Imam Mutaqien dalam sharing session bertema "Maximizing PROPER Achievements for Increasing ESG Ratings" yang digelar Energy And Mining Editor Society (E2S) secara virtual, dikutip Sabtu (29/7/2023).

Saat ini PLN belum mempunyai pendanaan yang melekat pada ESG secara langsung. "Tapi sedang kami kembangkan, namanya sustainable linked loan," ujarnya.

Dia mencontohkan, dalam ESG ada KPI untuk menurunkan emisi dalam jumlah tertentu. Bila tercapai akan mempengaruhi bunga, sedangkan jika tidak maka akan terkena penalti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kita meningkatkan kinerja ESG dan kita publikasikan dan bilang ke investor bahwa kita melakukan itu, mereka (investor) semakin tertarik untuk datang berdiskusi dengan kita. Akhir tahun lalu, ada green loan US$ 600 juta yang telah PLN bukukan dengan beberapa sindikasi bank," ungkap Imam.

Imam menjelaskan sejak dibentuk Divisi ESG & Safeguard, banyak bank yang mengundang PLN untuk mempresentasikan ESG. Menurut dia, secara praktik bukan sesuatu yang baru di PLN dalam hal efisiensi energi, tanggung jawab sosial (CSR), maupun pengolahan mangrove. Namun demikian, selama ini hal-hal tersebut cenderung belum terukur.

"Ketika sudah ada KPI, pekerjaannya pun harus terukur. Tidak hanya sekali jadi, dan tahun depan selesai, itu tidak sustain. Makanya sekarang kita bikin sustain," ujar Imam.

ADVERTISEMENT

PLN telah menetapkan 12 KPI ESG, yang terus dipantau setiap bulan. Guna mencapai KPI tersebut, ada ESG breakthrough. "KPI kami coba petakan berdasarkan penilaian dari lembaga rating, ternyata bisa kami tingkatkan untuk naikkan ESG rating kami. Sebagian besar ini adalah indikator ataupun penilaian PROPER," kata Imam.

Plt Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan ESG telah menjadi standar seluruh dunia untuk wujudkan pembangunan berkelanjutan. Implementasi pelaksanaan ESG di Indonesia masih rendah.

"Pelaksanaan ESG dalam perusahaan dapat meningkatkan investasi. ESG perlu sejalan dengan transisi energi," katanya.

(ara/ara)

Hide Ads