Luhut Minta Tak Ada Lagi Kontrak Baru Ekspor Gas, Begini Respons Menteri ESDM

Luhut Minta Tak Ada Lagi Kontrak Baru Ekspor Gas, Begini Respons Menteri ESDM

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 31 Jul 2023 17:13 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif
Foto: Eva/detikcom
Jakarta -

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pemerintah tidak memiliki rencana untuk melakukan penyetopan ekspor gas dalam waktu dekat. Pasalnya ekspor gas dimanfaatkan ketika gas bumi tidak terserap di dalam negeri.

Arifin mengatakan bila memang produksi gas di Indonesia lebih banyak dari pada kebutuhannya, ekspor justru bisa dimanfaatkan untuk pendapatan tambahan bagi negara.

"Nggak ada (wacana setop ekspor gas). Jadi memang kalau kita memang produksinya banyak, di dalam negeri itu belum mampu menyerap ini harus kita manfaatkan sebagai pendapatan untuk pemerintah," ujar Arifin usai melakukan rapat terbatas soal strategi gas nasional di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memaparkan saat ini seluruh hasil produksi gas sebanyak 67%-nya dipakai untuk kebutuhan dalam negeri. Sementara sisanya baru diekspor.

Lebih lanjut, Arifin membeberkan strategi pemerintah soal sumber daya gas adalah memprioritaskan suplai gas yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Pemerintah juga bakal mengupayakan agar operasional produksi gas makin efisien.

ADVERTISEMENT

"Kita mau kita bisa mendapatkan gas yang kompetitif untuk bisa mendukung berkembangnya industri dalam negeri," ungkap Arifin.

Beberapa hal yang dilakukan pemerintah antara lain melakukan eksplorasi sumber baru dan membuat eksplorasi yang sudah ada semakin efisien dan menghasilkan banyak gas.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tidak akan memberikan persetujuan perpanjangan kontrak ekspor gas baru. Hal ini dilakukan karena pemerintah berencana untuk melakukan penyetopan ekspor gas.

Soal penyetopan ekspor gas ke luar negeri sendiri kebijakan itu menurut Luhut masih menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Cuma yang jelas kontrak ekspor gas tidak akan ada yang diperpanjang, namun yang sudah berjalan akan tetap diperbolehkan hingga masa waktu kontraknya habis.

"Kalau kontrak yang sudah selesai kita tidak akan perpanjang itu intinya. Tapi nanti nunggu rapat dengan Presiden semua. Kita akan hormati semua kontrak yang ada. Cuma kalau selesai, expired, kontrak itu tidak ada kontrak baru lagi," ungkap Luhut di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Senin (24/7/2023) yang lalu.

Luhut mengatakan gas-gas alam (LNG) di Indonesia bakal digunakan untuk industri hilirisasi di Indonesia dan kalau bisa digunakan untuk menggantinya LPG. Pasalnya , dia mengatakan selama ini kebanyakan gas alam diekspor namun Indonesia tetap mengimpor LPG.

"Jadi, gas-gas kita yang bisa kita downstreaming industri kenapa mesti diekspor, kan selama ini ekspor LNG kita impor lagi apa LPG. Kenapa nggak dibuat dalam negeri," ujar Luhut.

(hal/rrd)

Hide Ads