Harta Karun Energi Terbarukan Jadi Kado HUT ke-78 RI

Harta Karun Energi Terbarukan Jadi Kado HUT ke-78 RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 11 Agu 2023 13:21 WIB
Kebun angin pertama Indonesia yang dipamerkan Presiden Jokowi di laman resmi Facebook-nya terletak di Sulawesi Selatan. Ini penampakan kebun angin tersebut.
Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) - Foto: Pool/PLTB Sidrap
Jakarta -

Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar. Namun, potensi yang besar itu belum banyak tergarap.

Pemerintah pun berkomitmen untuk mendorong pengembangan proyek energi bersih tersebut. Jelang usia Indonesia ke-78 tahun, beberapa proyek EBT tersebut telah rampung dan listriknya telah dinikmati masyarakat. Kemudian, ada juga yang dalam proses pembangunan.

Seperti dirangkum detikcom, Jumat (11/8/2023), tercatat potensi 'harta karun' energi bersih Indonesia itu mencapai 3.689 giga watt (GW) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pernah mengatakan, dari potensi 3.689 GW, yang termanfaatkan sekitar 12.602 mega watt (MW).

"Indonesia tentu saja memiliki sebaran yang sangat beragam dalam hal sumber daya energi, khususnya energi terbarukan," katanya dalam acara Powering Indonesia, di Jakarta, Rabu (10/5/2023) silam.

ADVERTISEMENT

Potensi EBT 3.689 GW itu terdiri dari energi surya 3.295 GW, hidro 95 GW, bioenergi 57 GW, angin 155 GW, panas bumi 24 GW, dan laut 63 GW.

Lebih lanjut, Dadan mengatakan, potensi energi baru terbarukan itu tersebar di berbagai wilayah. Untuk hidro, tersimpan di seluruh wilayah Indonesia khususnya Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Utara, dan Papua. Kemudian, untuk energi surya potensinya ada di seluruh wilayah Indonesia terutama Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat dan Riau.

Potensi energi angin khususnya tersedia di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh dan Papua. Lalu, energi laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Potensi energi panas bumi tersimpan di wilayah ring of fire mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.

Sejumlah proyek EBT yang tengah dikembangkan tercatat sudah beroperasi. Sebut saja, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap dan PLTB Jeneponto.

PLTB Sidrap terletak di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Di lahan seluas 100 hektar, telah terpasang 30 turbin yang memiliki ketinggian 80 meter dan baling-baling sepanjang 57 meter.

Saat ini sebanyak 30 Wind Turbin Generator (WTG) yang terpasang pada PLTB Sidrap telah menghasilkan energi listrik untuk Sistem Sulawesi Bagian Selatan. Pembangunan ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 40% dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja.

Model Turbin yang digunakan adalah turbin angin class IIA Gamesa Eolia Corporation's G114 2,5 MW pada menara baja dengan ketinggian 80 meter. Setiap tiang turbin angin memiliki tiga baling-baling dan didirikan di atas menara berbentuk tabung yang terdiri dari 3 bagian. Daya yang dihasilkan sebesar 75 MW akan dialirkan ke Sistem Sulawesi Bagian Selatan yang meliputi Sulsel, Sulbar dan Palu (Sulteng).

Setelah Sidrap, ada juga PLTB di wilayah Jeneponto. PLTB Tolo 1 ini merupakan 'kebun angin' raksasa terbesar kedua setelah PLTB Sidrap. Secara teknologi PLTB Tolo 1 menggunakan teknologi Siemens yang satu towernya memiliki kapasitas 3,6 Mega-watt. Sedangkan Sidrap 2,5 Mega-watt.

Kemudian kondisi angin di wilayah Tolo dinilai lebih baik dibandingkan Sidrap. Kebun angin ini dibangun di lahan seluas 60 hektar dengan investasi total sebesar US$ 160 juta.

PLTB Tolo-1 berkapasitas 72 MW ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin/bayu dengan kapasitas terbesar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap (75 MW). Walaupun secara kapasitas sedikit di bawah PLTB Sidrap, namun infrastruktur per tower pada PLTB Tolo-1 adalah yang terbesar, dengan 20 turbin angin masing-masing kapasitas 3,6 Megawatt (MW).

Ketinggian menara PLTB Jeneponto mencapai 138 meter dengan panjang bilah mencapai 64 meter. Sementara PLTB Sidrap memiliki ketinggian tower 80 meter dengan 3 bilah turbin masing-masing sepanjang 56 meter.

Selain itu, ada juga dalam proses pembangunan ada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata yang dalam proses pembangunan. Pemenuhan pembiayaan (financial close) proyek yang digadang-gadang sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini tercapai pada 2021 lalu.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini kala itu mengatakan, tahapan ini merupakan capaian besar dalam upaya Indonesia memanfaatkan energi baru terbarukan.

"Proyek PLTS Terapung Cirata 145 MWac, hari ini kami menyampaikan sebuah milestone pencapaian besar proyek strategis nasional dalam memanfaatkan energi baru terbarukan Indonesia. Yang proyek ini insya Allah akan menjadi PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara," katanya dalam konferensi pers, Selasa (3/8/2021)lalu.

Proyek ini memiliki kapasitas 145 MWac. Pembangkit ini dikembangkan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PSME) yang merupakan perusahaan patungan antara anak usaha PLN yakni PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PT PJBI) dan perusahaan berbasis di Uni Emirat Arab (UEA) Masdar 49%. Proyek yang memasok kebutuhan listrik di Jawa ini memiliki investasi sekitar US$ 129 juta.

"Kami PLN melalui anak usaha kami yaitu PJB mulai menjalin kerjasama dengan perusahaan internasional di bidang renewable energy dari Persatuan Emirat Arab yaitu Masdar sejak penandatangan power purchase agreement pada awal tahun 2020 yang disaksikan oleh Bapak Menteri Republik Indonesia dan juga Duta Besar Persatuan Emirat Arab," terangnya.

Berikutnya, ada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Cascade. PLTA ini digadang-gadang terbesar di Asia Tenggara.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebutkan PLTA Kayan Cascade adalah bukti jika Indonesia mampu berkegiatan produktif yang sejalan dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan.

"Ini adalah sejarah dan jawaban masa depan," ujarnya usai acara The Signing Ceremony of Principles Agreement for Project Cooperation Related to Energy Transition between PLN and Sumitomo Corporation di sela-sela perhelatan G20 di Hotel Intercontinental Sanur Denpasar, Minggu (13/11/2022) lalu.

PLTA Kayan Cascade berkapasitas 9.000 Megawatt dengan nilai investasi total US$ 17,8 miliar. Fasilitas terbaru ini nantinya bakal mengakselerasi niatan pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement dan CPOP26 terkait ekonomi hijau.

"Desember nanti kita groundbreaking," ujar Moeldoko saat itu.

Tonton juga Video: Menkeu Setujui Holding-Subholding PLN: Tak Ada Halangan dari Pajak

[Gambas:Video 20detik]



(acd/kil)

Hide Ads