Tambang batu giok di utara Myanmar mengalami longsor pada Minggu waktu setempat. Dilaporkan 36 orang penambang tersapu oleh longsoran dan masuk ke dalam danau.
Insiden terjadi di Hpakant, kota pegunungan terpencil di negara bagian Kachin yang berjarak 950 km dari Yangon. Area tersebut merupakan pusat tambang batu giok terbesar dan paling menguntungkan di dunia.
Lebih dari 100 petugas diturunkan mencari para korban. Sejauh ini baru 8 penambang terluka yang berhasil dievakuasi. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum menemukan jenazah korban, tapi kami masih mencari," kata petugas penyelamat yang enggan disebutkan namanya, dikutip detikcom dari CNA, Selasa (15/8/2023).
Salah satu penambang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tiga rekannya sedang menggali batu giok saat longsoran terjadi. Ketiganya terbawa longsoran tanah dan masuk ke dalam danau. Menurutnya mayoritas korban adalah laki-laki.
Kecelakaan serupa pernah terjadi namun dalam skala yang lebih kecil. Para korban adalah penambang perorangan yang menetap di dekat gundukan tanah buangan, yang sebelumnya digali oleh perusahaan tambang.
Mereka mengais potongan batu giok di lubang tambang yang sudah ditinggalkan. Banyak dari penambang yang bekerja dan tinggal di lubang tambang, karena banyak dari mereka yang berasal dari daerah lain.
Pada Juli 2020, setidaknya 162 orang tewas akibat tanah longsor di kawasan yang sama. Sedangkan kecelakaan pada November 2015 merenggut 113 jiwa.
Myanmar memproduksi sekitar 90 persen batu giok dunia, sebagian besar dijual di China. Industri ini bernilai miliaran dolar setiap tahun bagi sekutu militer dan bisnis Myanmar yang berkuasa, menurut para aktivis.
Lihat juga Video: Lebih dari 50 Orang Tewas Akibat Longsor di Himalaya