Andre Rosiade Sebut PHE Kontributor Utama Produksi Migas Nasional

Andre Rosiade Sebut PHE Kontributor Utama Produksi Migas Nasional

Inkana Putri - detikFinance
Kamis, 31 Agu 2023 15:19 WIB
Anggota DPR RI dari Sumatera Barat Andre Rosiade
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Anggota DPR RI dari Sumatera Barat Andre Rosiade menyebut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream menjadi kontributor utama produksi minyak dan gas (migas) nasional. Pada tahun 2022, PHE telah berkontribusi sebesar 68% produksi minyak nasional dan 34% produksi gas nasional.

"Berdasarkan data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), bauran komposisi energi akan berubah perlahan hingga tahun 2050, di mana energi baru terbarukan akan mendominasi kebutuhan energi nasional," kata Andre dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Hal ini disampaikannya saat membuka Sosialisasi Peran Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk Menjaga Ketahanan Energi Nasional, di Hotel Truntum Padang, Kamis (31/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejalan dengan hal tersebut, Andre mengatakan volume kebutuhan energi fosil akan terus meningkat. Dengan demikian, PHE harus konsisten menjalankan proses bisnis secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, kata Andre, PHE menjalankan tiga strategi. Pertama PHE melakukan pengeboran sumur pengembangan dan perawatan sumur untuk melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) di wilayah kerja eksisting.

ADVERTISEMENT

Kedua, PHE melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Ketiga, PHE menjalankan akuisisi di wilayah kerja baru dengan bekerja sama melalui partner dan melakukan ekspansi.

Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini menambahkan PHE juga berupaya melakukan berbagai macam program dekarbonisasi dalam rangka mendukung Green Strategy PT Pertamina (Persero). Salah satunya melalui pemanfaatan sumber energi gas sebagai energi transisi yang rendah emisi dan ramah lingkungan.

"Hal ini tercermin dari project gas yang telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tahun 2022, yaitu Proyek Strategis Nasional pengembangan lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Jawa Timur dan temuan potensi cadangan gas melalui pengeboran sumur eksplorasi di beberapa wilayah Indonesia," paparnya.

Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini pun menegaskan seluruh strategi yang dijalankan memiliki kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, Andre menyebut PHE perlu mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, termasuk pendanaan dan langkah-langkah investasi yang transparan.

Andre menilai hal tersebut penting untuk menunjang kegiatan operasional bisa berjalan lancar untuk menjaga ketahanan energi nasional. Terlebih saat ini Indonesia merupakan negara net importir minyak, di mana produksi minyak dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan minyak nasional sehingga diperlukan komitmen pemenuhan target produksi minyak nasional.

"Dengan tersedianya investasi, baik melalui pasar keuangan maupun partnership, maka PHE dapat berkembang dan menjaga keberlanjutan hulu migas nasional serta diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan migas dalam negeri," ucap Andre.

Sementara itu, Akademisi dari Unand Feri Arlius menegaskan Pertamina berperan strategis dalam menyediakan energi yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Atas tanggung jawab ini, Pertamina telah membangun jaringan bisnis yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Di samping itu, Pertamina juga membuat beberapa anak perusahaan. Salah satunya Pertamina Hulu Energi yang bertugas mencari sumber-sumber energi migas dan merawat sumber migas tua (sumur migas) agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. PHE juga mengelola puluhan blok atau tambang migas, baik di dalam maupun di luar negeri.

"PHE melakukan beberapa kegiatan, mulai dari pengeboran minyak, hingga mencari lokasi cadangan minyak baru untuk dieksplorasi dari Sabang hingga Merauke," ungkapnya.

Feri mengungkapkan pada tahun 2022, PHE memberikan kontribusi 68% energi di Indonesia yang memberikan pendapatan kepada negara mencapai Rp 269 triliun dari target Rp 149 triliun.

Ia mengatakan ada dua hal yang menentukan keberlangsungan hidup bangsa, yakni energi dan pangan. Menurutnya, agar sektor energi ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka energi ini harus dikelola atau dikuasai oleh negara melalui BUMN.

Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri ketua panitia yang juga Wakil Ketua DPD Gerindra Sumbar, Nurhaida dan narasumber akademisi dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Feri Arlius.

(akd/akd)

Hide Ads