PT PLN (Persero) memamerkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dalam ajang ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). Adanya proyek ini, PLN menunjukkan jika transisi energi terus berjalan.
Dalam ajang tersebut, PLN menampilkan maket PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, transisi energi merupakan perjalanan yang panjang. Namun, transisi energi itu telah dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini lah kita melihat showcase bahwa kita membangun sesuatu large scale solar PV power plant tapi ini floating," katanya dalam wawancara khusus detikcom di sela-sela acara AIPF, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Baca juga: Bos PLN Ungkap Rencana Sambung Listrik ASEAN |
Darmawan menyebut, perangkat floating tingkat komponen dalam negeri (TKDN) nya telah mencapai 100%. Dia mengatakan, untuk solar panelnya TKDN sekitar 40% dan Indonesia tengah membangun industri hulunya.
"Untuk solar panel ke depan kita udah mulai membangun industri hulunya kemudian ke depan TKDN-nya semakin meningkat saat ini di atas sekitar 40% tapi ke depannya bisa jauh di atas 80%," katanya.
"Artinya apa kita menunjukkan bagi ke dunia bukan hanya ke Indonesiasaja bahwa the transition of energy the journey has just began," tambahnya.
PLTS Cirata sendiri memiliki kapasitas 192 MWp. Namun, potensinya bisa mencapai 1 gigawatt (GW).
"Itu Cirata 200 (MWp) tapi potensi sampai 1 giga. Di danau yang lain juga ada yang artinya we are able to scale thing up," katanya.
(acd/hns)