Skema pensiun dini PLTU batu bara menjadi salah satu hal yang bakal dilakukan pemerintah untuk melakukan dekarbonisasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan soal mahalnya biaya memensiunkan PLTU batu bara.
Salah satu PLTU yang akan dipensiunkan adalah PLTU Cirebon. Menurutnya, butuh dana sekitar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,59 triliun sendiri untuk memensiunkan pembangkit tersebut.
"Jika bicara tentang pensiunkan PLTU, PLTU Cirebon itu membutuhkan dana US$ 330 juta," kata Sri Mulyani saat berbicara dalam Gala Dinner Indonesia Sustainable Forum (ISF) 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023) malam.
Dia memaparkan PLTU Cirebon yang berkapasitas 660 megawatt itu, mampu menekan emisi karbon dioksida hingga 4,4 juta giga ton bila dipensiunkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Daftar Sumber Polusi di Jakarta |
Yang jadi masalah saat ini adalah pendanaannya. Tak berhenti sampai di situ, dia juga khawatir soal kenaikan suku bunga yang membuat pinjaman berpotensi makin mahal.
"Maka kita harus memadukan antara ekuitas dan pinjaman. Ketika suku bunga menjadi mahal, siapa yang akan menanggungnya," beber Sri Mulyani.
PLTU Cirebon sendiri menjadi salah satu PLTU yang akan dipensiunkan oleh pemerintah yang masuk dalam skema pendanaan blended finance energy transition mechanism (ETM).
Dalam catatan detikcom, menurut keterangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, sudah ada dana investasi senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,65 triliun yang dikumpulkan dari skema ETM. Di tahap pertama pemerintah akan memensiunkan beberapa PLTU dengan total kapasitas 1,5 gigawatt.
"Ini akan dimanfaatkan hingga tambahan US$ 4 miliar oleh Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank) dan lainnya termasuk pemerintah Indonesia," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam Seminar Workshop on Energy Transition Mechanism (ETM) Implementation di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (23/8/2023) yang lalu.
(hal/eds)