DEN Bicara Harga Gas buat Industri di RI, Sudah Pas?

DEN Bicara Harga Gas buat Industri di RI, Sudah Pas?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 09 Sep 2023 12:45 WIB
Konsumsi Gas Industri
Ilustrasi/Foto: Konsumsi Gas Industri (Istimewa/PGN)
Jakarta -

Dewan Energi Nasional (DEN) menilai harga gas di Indonesia masih berada pada level kompetitif. Dalam hal ini, gas yang dimaksud ialah harga gas bumi (non Harga Gas Bumi Tertentu/HGBT) dan harga gas yang ditentukan oleh mekanisme B to B (Business to Business).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN, Djoko Siswanto, mengatakan keberlangsungan industri hilir sebagai pengguna migas, sektor industri midstream migas, serta industri produsen migas sama-sama penting dan harus berkontribusi positif kepada negara. Menurutnya, ketiga sektor tersebut semestinya saling mendukung dan tidak ada yang dirugikan mengingat adanya ketergantungan yang tinggi satu sama lain.

"Penyediaan energi penting untuk dijaga keberlangsungan dan keberlanjutannya mulai dari hulu hingga hilir, sehingga diperlukan pemahaman yang sama baik oleh konsumen, produsen, maupun perusahaan jasa di bagian midstream," kata Djoko, Sabtu (9/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djoko menyakini, saling bahu-membahu satu sama lain dapat memberikan manfaat optimum bagi negara, baik pada sisi keuangan ataupun multiplier effect lainnya. Maka semua pihak akan mendapat benefit. Atas hal ini, ia menilai sektor industri hilir perlu didukung sehingga mampu meningkatkan daya saing dan harga gas bumi. Menurutnya, sangat signifikan pengaruhnya.

Selain itu, lanjut Djoko, faktor lain yang perlu diupayakan agar industri dapat menjaga daya saing di kancah global diantaranya adalah ketersediaan bahan baku yang kompetitif, produktifitas SDM, pemanfaatan teknologi, inovasi, layanan konsumen, serta efisiensi energi itu sendiri, baik sebagai bahan baku maupun bahan bakar.

ADVERTISEMENT

Pada saat yang sama, ia juga menilai, keberlangsungan bisnis migas juga perlu dijaga. Djoko mengatakan, kelayakan ekonomi di sektor hulu, midstream, dan hilir perlu dipenuhi.

"Di sektor hulu, perlu menjaga keberlanjutan suplai gas yang mana jika keekonomian lapangan tidak terpenuhi maka investasi di hulu tidak akan berlanjut," imbuhnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Pemerintah menurutnya telah mengambil kebijakan untuk tidak mengurangi keekonomian di sektor hulu dengan mengurangi bagian negara. Di midstream sendiri, diperlukan jaminan keberlangsungan penyerapan dan serapan gas di pengguna akhir.

"Biaya penyaluran dan perluasan infrastruktur gas perlu dijaga agar industri midstream dapat bertahan dan berekspansi untuk menjamin investasi," sambungnya.

Selain itu, pemerintah saat ini telah turut membiayai pembangunan jaringan gas bumi, transmisi, distribusi, dan ke rumah tangga. Apabila jaringan infrastruktur gas semakin luas, maka akan mendorong serapan gas.

"Kemudian harga gas di hilir diformulasikan agar dapat menjaga bisnis industri hilir gas bumi maupun iklim investasi distribusi gas bumi tetap sehat dan kondusif. Dan saat ini, pemerintah melalui Kementerian ESDM sudah hadir untuk menjaga tata kelola gas bumi ini berjalan dengan fair dan transparan," jelasnya.

Menyangkut kondisi ini, berdasarkan data Competitiveness yang disampaikan Djoko, harga gas hulu di Indonesia masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara sekitar. Begitu juga dengan competitiveness harga gas midstream di Indonesia cukup baik dibandingkan negara lain.

Oleh karena itu, DEN menyimpulkan, posisi harga gas di Indonesia di pengguna akhir baik untuk harga yang ditetapkan melalui kebijakan HGBT dan harga gas yang ditentukan oleh mekanisme B to B masih berada pada level kompetitif.

"Apabila harga gas yang ditentukan secara B to B ada kenaikan harga di hulu maka dapat di-passthrough kepada konsumen akhir, sehingga tidak mengganggu keekonomian di midstream," kata Djoko.

"Semakin banyak penyerapan gas akan semakin baik keekonomian di sektor hulu dan midstream, bagi industri pengguna gas yang berhak mendapatkan HGBT bisa mengusulkan ke Kementerian Perindustrian untuk diproses, dan yang telah diusulkan dapat di percepat prosesnya, namun di tahun politik ini penyesuaian harga gas nampaknya belum dimungkinkan" pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(shc/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads