Ketimbang Gratiskan BBM, Lebih Baik Diganti Ini Nih

Ketimbang Gratiskan BBM, Lebih Baik Diganti Ini Nih

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 09 Sep 2023 18:00 WIB
Ilustrasi subsidi BBM
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Elite PKB Syaiful Huda sempat melontarkan pernyataan akan memberikan subsidi BBM gratis untuk sepeda motor. Janji akan dipenuhi jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menang Pemilu 2024.

Namun, risiko menggratiskan sangat besar bagi keuangan dan ekonomi negara, pengamat berpendapat lebih baik memperbaiki skema subsidi yang ada. Saat ini skema subsidi BBM diberikan pada harga.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan lebih memungkinkan pemerintah selanjutnya membebani ketidaktepatan sasaran subsidi BBM. Dia mengusulkan agar skema subsidi diganti langsung kepada orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau ingin mau menghilangkan ketidaktepatan sasaran subsidi, (skema subsidi) langsung ke orang, tetapi tidak bisa semua bisa dipenuhi. Misalnya masyarakat miskin 10% terbawah mungkin diberikan jadi bukan gratis, tetapi subsidi harga potongan," katanya kepada detikcom, Sabtu (9/9/2023).

Tauhid menerangkan solusi perubahan skema subsidi ini dinilai bisa mengurangi ketidaktepatan sasaran subsidi. Karena menurutnya subsidi BBM saat ini lebih banyak dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.

ADVERTISEMENT

"Sebagian besar penerima subsidi BBM ini bukan orang tidak mampu, malah orang yang mampu, jadi ketidaktepatan sasarannya tinggi kalau modelnya masih harga seperti ini di SPBU," ungkapnya.

Untuk memperlancar subsidi BBM langsung kepada orang juga banyak tantangan yang harus dibenahi, salah satunya terkait data. Tauhid menuturkan data masyarakat menengah bawah atau penerima subsidi harus tepat dan selalu diperbaharui.

"Itu challenging, misalnya identifikasi data itu harus clear, itu memungkinkan subsidi langsung. Tetapi tetap nggak gratis ya, BBM ini potongan, misalnya harga-harga rata-rata berapa per liter," terangnya.

Sementara Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet berpendapat, pemerintah selanjutnya lebih baik memikirkan terkait bagaimana mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil. Karena bahan bakar itu tidak ramah lingkungan dan impornya selalu meningkat.

"Masih ada isu-isu penting yang juga perlu dibahas termasuk di dalamnya misalnya bagaimana mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang sifatnya tidak berkelanjutan dan kerap kali mendorong peningkatan impor minyak dari luar," tuturnya.

Kemudian, Ia menilai pemerintahan selanjutnya lebih baik meningkatkan penyediaan alat transportasi yang bisa diakses secara luas oleh masyarakat. Jadi tidak hanya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar saja yang bisa menikmati akses transportasi umum yang baik.

"Namun juga di kota-kota kecil, saya kira ketersediaan alat transportasi yang baik itu punya potensi untuk kemudian mengurangi keinginan masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi dan pada moralnya itu juga bisa akan menurunkan permintaan terhadap bahan bakar minyak itu sendiri," pungkasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads