Harga minyak dunia diramal akan mengalami kenaikan. Kondisi ini disebabkan permintaan minyak berada pada level tinggi, di tengah adanya sejumlah negara OPEC+ yang membatasi produksinya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, beberapa waktu belakangan harga minyak dunia mengalami peningkatan sangat tinggi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pembatasan produksi yang dilakukan sejumlah negara OPEC+.
"Di satu sisi ada sisi suplainya Saudi dan Rusia, OPEC secara secara khusus mengendalikan atau menurunkan jumlah produksinya," kata Sri Mulyani, dalam paparannya di acara The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas kondisi ini, ia menyatakan akan terus memonitor pergerakannya. Apalagi mengingat permintaan minyak dalam negeri terbilang cukup tinggi, sehingga berpotensi membuat harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri ikut terkerek naik.
"Permintaan ternyata masih cukup tinggi. Jadi kita lihat ini akan jadi salah satu tren yang harus kita monitor secara terus menerus," ujarnya.
"Kebutuhan energi di Indonesia dengan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di atas 5% pasti akan meningkat terus," imbuhnya.
Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan, pergerakan harga minyak dunia akan mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam hal ini, kondisi ini juga akan berpengaruh terhadap pendapatan negara, baik pada penerimaan pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Sejalan dengan hal ini, dalam waktu dekat pihaknya akan segera menetapkan jumlah subsidi kompensasi dan mekanisme. Terutama untuk permintaan baik listrik, LPG 3 kg, dan semua yang menyangkut tarif energi.
"Jadi kita akan terus menghitung secara bersama dengan Menteri ESDM dan Pak Erick dari BUMN, bagaimana kita bisa menjaga berbagai objektif atau tujuan tadi, stabilitas harga, produksi naik dari sisi upstream-nya, dan juga dari sisi downstream-nya. Kita akan lebih menargetkan subsidi supaya lebih tepat sasaran. Itu menjadi salah satu PR yang harus kita lakukan," pungkasnya.
(shc/das)