Produksi migas PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Selama tiga tahun terakhir, PHE berhasil produksi migas domestik sebesar 1,45% dan mencatat total produksi (year to date) sebesar 1,04 juta barel minyak ekuivalen per hari.
Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi mengatakan peningkatan tersebut bisa tercapai karena melakukan strategi. Mulai dari optimasi produksi dalam pengelolaan wilayah kerja eksisting, baik dioperasikan sendiri maupun dikerjasamakan dengan mitra dan kegiatan akuisisi.
Menurutnya, pencapaian tersebut bukan hal yang mudah karena terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Pertama, kondisi lapangan yang sudah mature di sebagian besar wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga membutuhkan strategi untuk pengelolaannya. PHE menjalankan tiga strategi utama yaitu mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger dan acquisition serta meningkatkan reserve dan resource growth dengan selalu mengedepankan aspek Environment, Social, Governance (ESG)," kata Awang dalam siaran pers, Rabu (27/9/2023).
Lebih lanjut Awang menjelaskan bahwa salah satu strategi fundamental yang selama ini telah berjalan adalah kemitraan yang merupakan implementasi sinergi dengan berbagai macam mekanisme. Mekanisme kemitraan yang pertama adalah sharing Participating Interest (PI) di suatu wilayah kerja migas dengan mitra strategis dari sisi finansial dan teknologi.
Salah satu penerapan mekanismenya adalah Wilayah Kerja Offshore Southeast Sumatera (OSES) dimana 10% PI dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta kepemilikan PI dengan mitra lainnya seperti pengelolaan Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd. (EMCL), dan Ampolex Pte Ltd.
Mekanisme kedua adalah Kerja Sama Operasi (KSO), yang sekarang dikenal dengan NewKSO. Mekanisme ketiga adalah Joint Operating Body (JOB). Saat ini terdapat dua JOB yang dikelola yaitu JOB Simenggaris serta JOB Medco-Tomori.
Selain itu terdapat mekanisme pengelolaan sumur tua dengan landasan Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua. Mekanisme selanjutnya untuk Implementasi pengelolaan sumur idle adalah dengan konsep kemitraan (Kerjasama bisnis) akan mulai diterapkan di Pertamina EP dan Pertamina Hulu Rokan.
Awang menambahkan strategi kemitraan mempunyai dampak positif berupa transfer teknologi, ilmu pengetahuan, serta pembagian risiko dengan mitra yang dapat memberikan dorongan untuk terus dapat berkembang untuk mengelola wilayah kerja hulu migas dengan menjunjung tinggi nilai keselamatan kerja.
"Dengan menjalankan strategi kemitraan, diharapkan kita dapat selalu berkonsolidasi untuk meningkatkan produksi serta mendapatkan temuan sumber daya baru guna mendukung ketahanan energi nasional," imbuhnya.
Hingga Agustus 2023, PHE mencatat total produksi year to date (YTD) sebesar 1,04 juta barel minyak ekuivalen per hari. Angka ini merupakan gabungan dari 570 ribu barel minyak per hari serta 2.760 juta kaki kubik gas per hari.
Hal ini dihasilkan dari penyelesaian pengeboran 502 sumur pengembangan, 511 kerja ulang pindah lapisan (work over), dan 21.764 reparasi dan intervensi sumur (well service well intervention).
(kil/kil)