Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan agar persiapan operasi Blok Migas Raksasa Masela berjalan sesuai target. Blok ini diminta sudah siap beroperasi pada 30 Desember 2029.
"Masela jalan, kita target tetap seperti yang 2029 tanggal 30 Desember," kata Arifin, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Blok Migas Masela kini dikembangkan oleh Pertamina dan Petronas, usai kepergian Shell dari proyek itu. Kedua perusahaan migas dari Indonesia dan Malaysia itu akan bekerjasama dengan Inpex dari Jepang mengembangkan Blok Masela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pengambilalihan partisipasi Shell, tiga perusahaan migas tersebut diminta untuk merevisi plan of development (POD) dan persiapan operasional lainnya. Arifin memproyeksikan, bulan ini revisi POD tersebut sudah bisa diberikan ke SKK Migas.
"Mereka sedang menyiapkan. Mudah-mudahan bulan ini sudah bisa di-submit ke SKK, nanti dibahas tentu saja melakukan percepatan sepanjang memang keekonomiannya juga masih bisa," ujarnya.
Arifin menjelaskan, poin paling penting dalam revisi tersebut ialah menyangkut carbon capture alias penangkapan karbon. "Itu paling utama, memang harus ada special effort untuk percepatan ya itu mungkin kita harus bahas," tambahnya.
Sementara saat ditanya apakah ada rencana penambahan mitra di Blok Masela, Arifin menilai demikian. Menyangkut hal ini, pihaknya akan melakukan peninjauan lebih lanjut dalam menilai perkembangan kondisi yang ada saat ini.
"Sementara ini demikian, dilihat dulu. Tapi ya nanti lihat perkembangannya ke depan karena submint-nya itu porsinya dari pihak Jepang," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya target operasi ini juga telah disinggung oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Persiapan operasi ini harus selesai sebelum akhir tahun 2029. Dengan begitu, di 1 Januari 2030 blok migas tersebut bisa mulai melakukan produksi.
"Ini mereka-mereka sudah dalam kesepakatan yang bagus mereka revisi POD, pemerintah kan menyarankan harus bisa dipercepat produksinya di akhir 2029. Terus mereka kumpul bersama tiga perusahaan itu Inpex, Petronas, sama Pertamina untuk revisi POD-nya sehingga bisa produksi di akhir 2029," ungkap Tutuka di CCS Forum 2023 yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Dalam pengembangan baru di Blok Masela ini, kabarnya 3 perusahaan tadi membutuhkan satu mitra baru. Soal hal ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan hal itu bisa saja dilakukan. Dwi menyebut ada kemungkinan Inpex butuh penguatan pada teknologi operasionalnya. Hal itu pun sebetulnya sah-sah saja dilakukan.
"Tentu saja itu nanti kita kembali serahkan ke operator, kan operator sekarang itu Inpex, jadi kalau memang kita melihat mungkin, mungkin ya, barangkali Inpex butuh penguatan dalam kemampuan penguatan teknologinya dan sebagainya tapi itu nanti terserah ke Inpex," beber Dwi ditemui di tempat yang sama dalam kesempatan berbeda.
(shc/kil)