Caplok Perusahaan Saingan, Chevron Rogoh Kocek Rp 844 Triliun

Caplok Perusahaan Saingan, Chevron Rogoh Kocek Rp 844 Triliun

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 23 Okt 2023 21:29 WIB
Chevron Pangkas Jumlah karyawan
Foto: Istimewa
Jakarta - Raksasa minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat Chevron mengakuisisi perusahaan saingannya, Hess. Chevron pun merogoh kocek sebesar US$ 53 miliar atau sekitar Rp 844 triliun (Kurs Rp 15.925).

Mengutip CNN, Chevron mengumumkan kesepakatan tersebut pada Senin (23/10/2023). Kesepakatan itu juga membuat Chevron mempunyai akses area ladang minyak serpih di Amerika Utara.

Chevron (CVX) sejak lama diketahui adalah salah satu pemain utama di kawasan itu. Termasuk Hess (HES) yang mempunyai aset besar di Guyana. Kombinasi antara keduanya disebut akan membantu produksi Chevron selama satu dekade ke depan.

"Kombinasi ini membuat posisi Chevron dalam jangka panjang kuat. Kehadiran aset kelas dunia ini juga akak memperkuat portofolio kami dengan keuntungan lebih" ucap CEO Chevron Mike Wirth, dikutip dari CNN, Senin (23/10/2023).

Mike kemudian menjelaskan bahwa Chevron dan Hess dipastikan bergabung dengan mulus. Sebab, ia menjelaskan kedua perusahaan memiliki 'kesaman nilai dan kultur' serta komitmen untuk mengurangi dampak karbon.

Chevron pun menjelaskan bahwa transaksi dengan Hess akan meningkatkan cash flow atau arus kas perusahaan. Hal ini membuat Chevron memiliki uang tunai lebih banyak untuk melakukan berbagai pembelian dalam jangka panjang, termasuk pembelian ulang saham.

"Chevron mengatakan akan meningkatkan pembelian kembali sahamnya sebesar US$ 2,5 miliar hingga US$20 miliar per tahun," tulis CNN.

Sementara CEO Hess, John Hess, mengatakan transaksi tersebut akan membuat kedua perusahaan "lebih kuat dalam segala hal" serta memberi nilai bagi pemegang saham. Hess bahkan menjelaskan sepakatan itu akan menghemat sekitar US$1 miliar atau Rp 1,5 triliun (Kurs Rp 15.983) biaya merger atau sinergi.

Sebagai informasi, Chevron pun diketahui adalah pemain lama untuk transaksi besar di dunia migas. Pada 2019, perusahaan yang berdiri pada 1879 itu membeli Anadarko Petroleum untuk memperluas bisnis minyak serpih. (hns/hns)


Hide Ads