PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan menyelesaikan proyek Engineering, Procurement Construction (EPC) Lawe-Lawe Facilities Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V milik PT Kilang Pertamina Balikpapan. Dengan fasilitas tersebut, penyaluran minyak mentah dari Penajam Station ke Balikpapan Station kelak bisa melalui jalur pipa bawah laut.
Dalam keterangan resminya, Hutama Karya menjelaskan sedang merampungkan EPC Lawe-Lawe Facilities RDMP RU V - Balikpapan milik PT Kilang Pertamina Balikpapan. Proyek itu adalah pembangunan fasilitas pipa bawah laut (offshore) yang berguna menyalurkan minyak mentah dari Penajam Station ke Balikpapan Station melalui jalur pipa bawah laut.
"(Minyak) sebelumnya dialirkan melalui jalur pipa darat (20" onshore pipeline) dari Lawe-Lawe Station ke Penajam Station," tulis Hutama Karya, Selasa (25/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan tersebut kemudian menjelaskan, bahwa pekerjaan offshore saat ini sudah masuk pada tahapan instalasi pipa lepas pantai 20" dan progres keseluruhannya sudah mencapai 62%.
Direktur Operasi II Hutama Karya, Gunadi mengatakan, bahwa pekerjaan pipa bawah laut ini adalah bagian dari proyek RDMP yang direncanakan bisa meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari untuk memenuhi permintaan bahan bakar Indonesia. Konstruksi dibangun dengan bahan-bahan terbaik agar tidak terjadi kendala pada saat penggunaannya.
"Pipa bawah laut ini didesain bisa beroperasi hingga 30 tahun dan pekerjaan sedang dalam tahap konstruksi. Proyek ini juga menjadi catatan penting bagi Hutama Karya sebagai proyek perdana dalam pengerjaan pipa bawah laut. Nantinya akan dilakukan proses pemeliharaan secara berkala sesuai SOP dari Pertamina," ujar Gunadi.
Lebih lanjut, Gunadi menambahkan bahwa selain menjadi kesempatan untuk berekspansi di sektor migas, hal tersebut adalah wujud dukungan terhadap program pemerintah dalam menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Penajam Balikpapan.
Hal ini sekaligus berguna memperkuat portofolio perusahaan di bidang konstruksi EPC. Adapun Subkontraktor spesialis dikerjakan oleh PT Patra Drilling Contractor dan PT Moment Construction Energy (KSO PDC-MCE) sejak awal Januari 2023. Pengerjaan meliputi perancangan, pengadaan, dan dilanjutkan aktivitas konstruksi yang targetkan selesai pada akhir November 2023.
Sebagai upaya dalam percepatan, Hutama Karya pun menerapkan beberapa teknik dan inovasi seperti pada proses post-trenching (proses yang dilakukan setelah pemasangan pipa bawah laut) menggunakan teknologi controlled flow excavation (CFE) untuk memudahkan prosedur penggalian di sepanjang pipa pada kedalaman minimun 2 meter.
Sejumlah tantangan dihadapi tim di lapangan dalam proyek ini khususnya mengenai potensi risiko pada area alur pelayaran di Teluk Balikpapan yang cukup sibuk. Memitigasi hal tersebut, strategi penanganan dilakukan khususnya mengenai pengaturan alur pelayaran dengan berkoordinasi kepada stakeholder setempat hingga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya kegiatan instalasi pipa bawah laut.
"Kami terus berkomitmen untuk menyelesaikan proyek dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan. Diharapkan proyek yang akan rampung dalam waktu dekat ini dapat mendukung terwujudnya ketahanan energi dalam negeri menjadi lebih baik," tutup Gunadi, Direktur Operasi II Hutama Karya.
Lihat juga Video 'Kebocoran Pipa Bawah Laut Diduga Picu Pencemaran Laut di California':