Lini bisnis ketenagalistrikan dari PT Medco Energi International Tbk (MEDC) bertumbuh cukup baik. Lini bisnis ini didorong oleh produksi listrik yang sebagian bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Hal itu terlihat dari laporan kinerja kuartal III-2023 MEDC yang telah diterbitkan perusahaan. Medco Power tercatat menghasilkan penjualan sebesar 3.079 GWh. Dari angka itu 20% berasal dari sumber energi terbarukan.
Melansir keterbukaan informasi perusahaan, Minggu (19/11/2023), penjualan listrik meningkat 5% dibandingkan tahun lalu. Capaian itu berkat kontribusi IPP berbahan bakar gas di Riau sebesar 275MW dan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya di Sumbawa sebesar 26 MWp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa senang dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan. Penerbitan obligasi terbaru dan dukungan investor yang kuat menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam memenuhi komitmen dan rencana deleveraging secara konsisten. Dengan membaiknya harga komoditas dan permintaan energi, kami berharap dapat terus melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro dalam keterangan resmi perusahaan.
MEDC melaporkan realisasi harga listrik rata-rata adalah AS$ 3,7/kwh di luar biaya bahan bakar atau naik 2,8% dibandingkan tahun lalu.
Perusahaan pun tengah menggenjot bisnis kelistrikannya dengan mengembangkan proyek listrik EBT. Misalnya pembangkit listrik geotermal Ijen 34MW yang dijadwalkan selesai pada Desember 2024.
Untuk proyek tersebut perusahaan menyiapkan belanja modal ketenagalistrikan sebesar AS$55 juta. MEDC juga telah menandatangani kemitraan baru dengan MOECO untuk mengevaluasi aset Geotermal Bonjol.
Di kuartal III-2023, MEDC melaporkan capaian laba bersih pada sembilan bulan 2023 adalah AS$ 242 juta dan EBITDA AS$ 941 juta. Hal itu mencerminkan
penurunan harga minyak dan gas serta berkurangnya kontribusi AMMN.
Dari sisi produksi minyak & gas tetap stabil dari tahun ke tahun sebesar 161 mboepd. Harga minyak mencapai rata-rata AS$77/bbl selama sembilan bulan pertama 2023, turun AS$24,1/bbl dari US$101,1/bbl pada periode yang sama tahun 2022. Harga minyak pada Q3 2023 pulih menjadi AS$80/bbl.
(das/kil)