Terungkap! Biang Kerok Produksi Minyak RI Jauh dari Target

Terungkap! Biang Kerok Produksi Minyak RI Jauh dari Target

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 30 Nov 2023 13:03 WIB
RDP Komisi VII DPR dengan SKK Migas, Kamis (30/11/2023).
Foto: Shafira Cendra Arini/Detikcom
Jakarta -

Lifting minyak dan gas bumi (migas) Indonesia hingga saat ini masih jauh dari target yang ditetapkan dalam APBN. Adapun untuk tahun 2023 ini, ditargetkan lifting minyak bisa mencapai 660 ribu barel per hari, dan untuk gas mencapai 1.100 ribu barel setara minyak per hari.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan, realisasi lifting minyak per Oktober 2023 baru mencapai 604,3 ribu barel per hari dan untuk gas mencapai 5.353 ribu barel per hari.

Ketua SKK Migas Dwi Soetjipto melaporkan, dalam progres lifting migas Indonesia, khususnya untuk outlook 2023 Kuartal IV, pihaknya mengalami sejumlah kendala dari sisi kelambatan proyek yang diakibatkan dampak dari pandemi. Adapun proyek yang terdampak ialah Tangguh Train 3 dan Jambaran Tiung Biru (JTB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena proyek besar seperti Tangguh Train 3 maupun JTB tidak lepas dari pengaruh pandemi. Paling tidak kira-kira 2 tahun proyek ini tergeser, sehingga yang tadinya diperkirakan selesai 2022 dan bisa produksi optimum 2023, ini bergeser semua," kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, di Senayan, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Dwi mengatakan, pada Semester I 2023 SKK Migas mencatatkan lifting minyak tembus hingga mencapai 620 ribu barel per hari. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian di 2022 yang mencapai 612 ribu barel per hari.

ADVERTISEMENT

"Sebenernya target kita sudah cukup gembira kita pertahankan dan harapkan akan naik. Kemudian di Triwulan III 2023 kami mengalami musibah bocornya pipa-pipa dari aging facilities. Salah satu problem yang kita hadapi khususnya di OSES dan ONWJ, kebocoran serta terbakarnya kabel power sehingga kita me-reroute mode of electricity production tadinya menggunakan kabel kemudian menjadi gas, supply gas," ungkapnya.

Saat ini, kondisi sudah dapat teratasi. Dwi mengatakan, proses pemulihan masih terus dilakukan. Sementara untuk kondisi fasilitas-fasilitas tua (aging facilities) yang kritis, penanganannya dipercepat. Dari target awalnya rampung pada 2026, menjadi 2025. Targetnya kembali dipercepat, dengan Pertamina yang pada rapat terakhir berkomitmen menyelesaikannya di akhir 2024.

"Ini membuat year-on-year (yoy) kita 99,5% karena tahun lalu sampai Oktober 607 ribu barel per hari. Kalo terhadap APBN 91,6%, WP&B 97,3% untuk Oktober. Sedangkan outlook Desember diharapkan untuk APBN 91,9% dan kemudian untuk terhadap WP&B 97,6%," pungkasnya.

Simak juga Video: Jokowi Ungkap Perang Hamas-Israel Bisa Bikin Harga Minyak Dunia Naik

[Gambas:Video 20detik]



(shc/rrd)

Hide Ads