Ironi Energi RI: Punya Gas Alam Berlimpah, Tapi Impor LPG Membludak

Ironi Energi RI: Punya Gas Alam Berlimpah, Tapi Impor LPG Membludak

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 22 Des 2023 11:18 WIB
Melihat Kilang Terbesar Kedua di Indonesia

Petugas melakukan pengecekan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/04/2016). Kilang RU V merupakan kilang Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia dengan kapasitas 260.000 barel per hari yang dihasilkan dari kilang Balikpapan 1 dan 2. Jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 360 juta barel per hari melalui program Refinery Development Master Plan. Hasil produksi dari kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V didistribusikan ke Pangkalan Bun, Sampit, Pulang Pisau, Kendari, Bau Bau, Gorontalo, Benoa, Biak dan Ambon. Grandyos Zafna/detikcom
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan Indonesia seharusnya bisa menekan impor energi. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang sudah diekspor. Namun, Indonesia nyatanya saat ini masih mengimpor 5,5 juta ton LPG setiap tahun.

"LPG kita masih impor 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat, sementara kita memiliki gas yang berlebih dan kita ekspor," kata Arifin dalam agenda Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).

Saat ini ada sejumlah temuan atau discovery baru yang bisa dipercepat produksinya. Arif bilang, diperlukan pembangunan transmisi untuk listrik dan gas agar penemuan ini bisa dimanfaatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memanfaatkan gas alam dalam negeri, Arifin mengatakan angka impor sejatinya bisa ditekan dan keamanan energi Indonesia bisa terus dikembangkan.

"Gas ini lah yang bisa menggantikan LPG yang bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel, dan menggantikan yang kita impor," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, angka impor LPG RI terus meningkat setiap tahunnya karena kapasitas produksi kilang LPG di dalam negeri jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, sebagian besar dari kebutuhan LPG domestik harus dipenuhi dari impor.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, impor LPG RI dalam satu dekade telah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat hingga mencapai 6,34 juta ton pada 2021. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan porsi impor LPG pada 2011 yang sebesar 46%.

(eds/eds)

Hide Ads