Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat cadangan potensial (proven potential) minyak bumi Indonesia mencapai 4,70 BBO (billion barrel oil) dan gas bumi 54,76 TCF (trillion cubic feet). Cadangan itu merupakan kondisi per September 2023.
Cadangan minyak Indonesia itu banyak disebut-sebut akan habis dalam 9-10 tahun lagi. Benarkah?
"Dari jaman saya kuliah katanya gitu (cadangan minyak Indonesia) 10 tahun lagi habis, itu tahun 84 gitu. Memang habis kalau nggak ketemu lagi, tapi kita kan terus ada discovery baru," kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam bincang khusus di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Kamis (28/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benny menekankan bahwa cadangan itu akan terus bertambah. Strateginya yakni dengan mendorong agar kegiatan eksplorasi migas di Indonesia ke depan berjalan masif.
Menurutnya, potensi migas Indonesia masih besar dari potensi 128 cekungan. Dari jumlah itu, sebanyak 20 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan sudah dibor namun belum berproduksi, 19 cekungan indikasi menyimpan hidrokarbon, 13 cekungan tidak ada penemuan dan 68 cekungan belum dilakukan pengeboran.
Untuk mengimbangi permintaan migas yang akan terus meningkat, SKK Migas terus menggencarkan eksplorasi dengan fokus utama di lima daerah prospektif yang terdapat di Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian barat.
"Di timur ada 5 fokus, di barat kita punya 3 yang tahun 2023 terpilih sebagai area prospektifitas ke depan (yaitu) Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan East Java. Tahun 2024 masih ada beberapa fokus di area Indinesia bagian barat yang mau kita kaji lagi secara prospektifitas di antaranya kemungkinan di Natuna dan Barito," bebernya.
"Di 2024 ini di tengah hiruk pikuk orang Pemilu, kami sibuk ngebor," tambahnya.
(aid/rrd)