Pasokan Listrik Jawa-Bali Luber, Apa Solusinya?

Pasokan Listrik Jawa-Bali Luber, Apa Solusinya?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 19 Jan 2024 08:30 WIB
Jaringan listrik tegangan tinggi yang berada di dekat pembangkit listrik tenaga batu bara Niederaussem. Hal tersebut dilakukan untuk mengamankan pasokan energi dan mengimbangi pengurangan impor gas alam dari Rusia.
Foto: Getty Images/Andreas Rentz
Jakarta -

Pulau Jawa dan Bali mengalami kelebihan pasokan listrik. Oleh karena itu, perlu solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menyebut, Pulau Jawa dan Bali masih terjadi kelebihan pasokan listrik hingga 4 gigawatt (GW).

"Mungkin bapak ibu di media sudah mengetahui Jawa Bali tu over capacity masih ada 4 GW," katanya di kantornya, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kondisi tersebut, pihaknya berupaya agar operasi beberapa pembangkit baru mundur 2-3 tahun.

"Jadi beberapa pembangkit 2-3 tahun diupayakan agak mundur COD supaya tidak menumpuk take or pay, supaya tidak lebih suffer lagi PLN-nya," katanya.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, penambahan pembangkit di 2023 sebanyak 4.182,2 MW. Tambahan pembangkit ini lebih tinggi di atas target RUPTL 2023 3.886 MW.

Dia menjelaskan, program 35.000 MW dibuat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 7-8%. Namun, target pertumbuhan ekonomi ini tidak tercapai karena adanya pandemi COV1D-19.

"Karena apa memang dulunya di program 35 ribu MW pertumbuhan itu kita asumsikan 7-8% dengan pandemi COVID dan ini nggak mencapai 7-8%, dan kita dorong waktu itu penambahan pembangkit," jelasnya.

(acd/rrd)

Hide Ads